Sejak pandemi dua tahun lalu, banyak dari kita disadarkan akan pentingnya mempunyai dana darurat, dana darurat tidak hanya menyelamatkan kita saat badai krisis menghantam namun juga di saat yang penuh ketidakpastian seperti sekarang ini. Dana darurat selain memberikan backup finansial yang baik juga memberi kita rasa aman dalam pengelolaan finansial kita karena kita tahu bila sewaktu – waktu terjadi resiko yang mengancam tabungan atau investasi kita, masih ada liquid cash yang bisa membantu untuk bertahan dalam beberapa periode ke depan.
Setelah menyadari pentingnya dana daurat, tidak dipungkiri
terkadang ada saja hal – hal yang membuat kita harus membongkar dan mengambil
dana darurat, akhirnya dana yang selama ini kita kumpulkan kok rasanya hanya
berkisar di angka itu – itu saja ya, nilai nya tidak bertambah, jangankan
bertambah, yang ada kok malah makin minus nih ?
Nah, buat kita semua yang pernah atau bahkan sedang mengalami
hal ini coba kita cek lagi, apakah kita sering melakukan hal – hal berikut
yang membuat dana darurat kita tidak berkembang dan sulit mencapai target
tujuan :
1.
Tidak jelas apa arti “darurat”
Sekarang coba kita tanyakan pada diri kita sendiri, sebenarnya arti “darurat” finansial itu seperti apa ya ? kondisi apa sih yang bsia dikategorikan masuk dalam list “darurat” sehingga kita boleh mengambil dana darurat kita ? nah, ini mungkin bisa beragam pada setiap orang karena definisi darurat tiap orang berbeda – beda, naum satu hal yang pasti, kita boleh mengambil dana darurat bila memang kondisi saat itu benar – benar terdesak dan mandatory, jadi bukan karena keinginan atau kebutuhan yang sifatnya sekunder ya, tapi kebutuhan primer yang wajib dipenuhi. Misal untuk backup biaya hidup bulanan saat sedang tidak ada pemasukan rutin atau saat kena phk, kejadian di luar dugaan seperti kendaraan rusak, bencana alam, sakit yang tidak di cover oleh asuransi atau bpjs untuk excess nya, tiket perjalanan karena kondisi mendesak dan lain - lain. Jadi, bila kita ingin check out keranjang belanja dari marketplace untuk beli baju lucu, atau perabot rumah tangga terbaru bahkan gadget yang lagi diskon, itu bukan kondisi darurat ya guys.
2.
Bocor pengeluaran
Setiap bulan mungkin kita sudah membuat
daftar pengeluaran yang oke, yang sudah fix, dan semua pos sudah di isi dengan
jumlah masing – masing kategori, namun adakalanya ada hal – hal di luar
perhitungan budgeting kita yang membuat kita mau tidak mau harus membuka dana
darurat kita seperti undangan hajatan yang tiba – tiba datang, ban motor bocor
dan lain lain, bagaimanapun juga kondisi di luar kendali ini harus kita
selesaikan ya, dan bila tidak masuk alokasi budget kita ya solusinya memakai
dana darurat, karena memang tujuan dana darurat memang untuk itu, walaupun berarti nilai dana darurat kita berkurang lagi deh.
3. Salah perhitungan budgeting
Saat gajian tiba, kita langsung membuat
anggaran untuk antisipasi uang kita agar aman dalam pos nya masing – masing,
namun terkadang demi untuk agar bisa mencapai target tujuan tertentu kita rela
memangkas semua pengeluaran sampai batas minimum atau kalau istilahnya frugal
habis – habisan, namun belum sampai akhir bulan uang operasional kita sudah habis sehingga kita mengulik – ngulik lagi deh dana darurat.
4.
Belum bisa menabung
Mengacu dari poin di atas, menabung memang
penting, mempunyai dana darurat apalagi, namun, semua itu bisa kita lakukan
bila kita sudah bisa memenuhi standar kebutuhan hidup sehari – hari , maksudnya
bagaimana ? maksudnya kita baru bisa dan boleh menabung setelah semua budget
kebutuhan harian dan bills dalam satu bulan pengeluaran kita sudah terakomodasi
dengan baik, kita boleh – boleh saja frugal dan berhemat sangat ketat,tapi
perlu diingat usahakan semua penghematan itu tidak lantas membuat kita sendiri
susah ya, yang ujung – ujungnya juga kita harus membongkar dana daurat lagi untuk menutupi biaya hidup bulanan. Bila biaya hidup bulanan yang kita tutup
dari dana darurat itu memang kebutuhan primer yang sudah masuk dalam ceklist kita, itu berarti kita memang belum bisa menabung atau menyisihkan uang ,kenapa
? ya karena budget kita masih di tahapan untuk membiayai biaya hidup bulanan,
belum ada kelonggaran untuk menabung and it’s fine. Kita bisa mulai mengatur
ulang dan melihat pos – pos mana yang bisa di adjust tanpa harus struggle di
akhir bulan demi bertahan hidup.
5.
Kurang pengendalian
Nah, yag terakhir ini sepertinya memang
masalah klasik setiap orang ya, hehe karena bagaimanapun juga namanya iman kan naik
turun,begitu juag dengan level pengendalian kita, adakalanya kita tidak bsia
menahan keinginan sampai – sampai kita belanja impulsif dan berujung menyesal
deh. Pengendalian memang butuh latiham kita bsia mulai melatih diri setiap hari
denagn cara tidak terlalu sering melihat media atau hal – hal yang membuat kita
ingin membelanjakan uang kita pada hal – hal kurang penting. Mengalihkan kegiatan
melihat – lihat e commerce ke kegiatan lain yang membuat kita lupa untuk
berbelanja, dan masih banyak lagi cara – cara yang kita bisa akali sendiri kok,
tinggal kita cari tahu kelemahan kita dimana.
Kira –kira itulah alasan mengapa kok tiap akhir bulan kita
selalu mengutak – atik dana daurat kita, apakah kita melakukan salah satu atau
semuanya ? yuk kita bedah finansial kita masing – masing agar kita tahu di mana
bocor halus nya dan bagaimana antisipasinya. Ingat , dana darurat itu bukan
dana yang selamanya harus disimpan dan tidak boleh digunakan, dana darurat itu
sangat boleh digunakan dengan catatan kondisinya benar – benar mendesak dan
memaksa kita, terlebih dalam pemenuhan kebutuhan hidup, yang perlu digaris
bawahi di sini adalah kebutuh nya ya, bukan keinginan.
So, jangan merasa sedih dan bersalah menggunakan dana
darurat untuk kebutuhan darurat, setelah dipakai, jangan lupa diisi lagi ya,
supaya jumlah cadangan cash kita stabil dan kapal finansial kita tidak goyah.