Wah, kalau membahas masalah keuangan dalam keluarga atau rumah tangga memang tidak akan ada habisnya ya dan memang se seru itu untuk dikulik - kulik lebih lanjut. Sejak pandemi menyerang hampir seluruh masyarakat di dunia pada awal 2020, kita seperti disadarkan bahwa selama ini mungkin kita berada di zona nyaman dan merasa bahwa hidup berjalan dengan sangat mulus, semua bisa diselesaikan dan dicari jalan keluarnyam, terutama masalah finansial, pokoknya ada saja lah jalan nya, entah itu dari uang yang masih ada di rekekning atau ehem... dari aplikasi - aplikasi pemberi hutang yang banyak bermunculan dan dengan sangat mudah nya dapat kita unduh di smartphone masing - masing, benar - benar dunia berada dalam genggaman, baik dari sisi kemudahan maupun potensi masalah yang nantinya juga akan ditimbulkan.
Berbicara tentang keuangan, tentu ranah ini banyak sekali tema nya mulai dari yang paling basic membicarakan tentang arus cashflow yang sehat, di mana pemasukan harus lebih besar dari pengeluaran, dilanjutkan dengan membangun dana darurat, assurance, tabungan dan dilanjutkan dengan investasi. Dari sekian banyak runtutan yang harus kita langkahi satu per satu, tentu salah satu pilar yang paling penting setelah dana darurat dan assurance dalam keuangan rumah tangga adalah menyiapkan dana pendidikan untuk sang buah hati tercinta. Mungkin saat awal - awal pernikahan fokus kita sebagai pasangan adalah untuk memiliki rumah tinggal, namun setelah kehadiran sang buah hati, peran dan fokus kita juga melebar, tidak hanya sebagai pasangan melainkan juga sebagai orang tua dan di sinilah journey keuangan untuk menyiapkan pos dana pendidikan dimulai.
Kapan kita menyiapkan dana pendidikan untuk anak?
Mungkin ini pertanyaan yang sering muncul bagi para orang tua ya, kalau kita ingin mulai menyiapkan pos dana pendidikan anak. kira - kira kapan ya waktu yang tepat? well, mungkin setiap orang tua mempunyai pendapat dan tingkat kesiapan finansialnya yang berbeda - beda, namun setiap apapun perencanan yang kita buat akan lebih baik bila dilakukan sedini atau se awal mungkin, mengapa ? karena potensi akumulasi dari hasil dana yang kita kumpulkan diharapkan akan bisa mengejar target dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, kalaupun justru berlebih toh justru tidak ada masalah malah bagus bukan? yang mengkhawatirkan justru saat sudah tiba masa tenggat nya, dana yang kita kumpulkan ternyata kurang dari target awal karena sau dan lain hal, nah disitulah peran memulai lebih awal adalah saran yang patut juga kita pertimbangkan.
Waktu yang tepat untuk mulai menyiapkan dana pendidikan anak bisa kita mulai saat anak sudah lahir atau bahkan beberapa orang sudah mulai menyiapkan nya sejak masa kehamilan. Dengan menyisihkan sebagian pendapatan untuk dana pendidikan anak bahkan saat anak masih bayi, maka kita akan mempunyai start waktu yang cukup panjang sehingga dari sisi psikologi akan membuat kita aman dan nyaman karena saat waktunya anak masuk sekolah kita sudah mempunyai alokasi dana nya.
Namun, bagaimana dengan orang tua yang belum bisa menyisihkan dana pendidikan anak saat anaknya baru lahir ? jangankan dana pendidikan, cicilan dan hutang saja masih banyak yang belum lunas? dan setelah dihitung - hitung memang budgeting bulanan kita tidak memungkinkan untuk menyisihkan dana pendidikan dalam jumlah yang ideal.Untuk itu kita bisa memulai dengan menyisihkan dalam nominal yang kecil sesuai kemampuan kita terlebih dahulu atau bila mau sedikit berkorban kita bisa ambil atau pangkas sebagian dari pos - pos operasional yang sekiranya tidak bersifat major sehingga kita tetap bisa menyisihkan untuk dana pendidikan anak kita,istilahnya bisa tidak bisa, sempat tidak sempat harus kita sempat - sempat kan untuk alokasi pos yang satu ini demi masa depan buah hati kita.
Lalu, di mana menyimpan tabungan dana pendidikan anak ?
Banyak sekali instrumen menabung dan investasi yang sekarang ini bermunculan dan sepertinya masyarakat kita juga sudah cukup teredukasi tentang hal ini. Kita bisa mengumpulkan dana pendidikan anak dengan berbagai macam kendaraan atau instrumen, mulai dari instrumen tabungan konvensional seperti rekening bank, deposito atau instrumen nvestasi seperti reksadana, saham ataupun emas batangan. Dari semua pilihan instrumen itu, kita bisa menyesuaikan dengan profil resiko kita, mana yang sekiranya cocok dan membuat kita nyaman, namun, saran dari banyak ahli finansial menyebutkan bahwa sebaiknya dana pendidikan untuk anak disimpan di instrumen invetasi bila tujuan dipakain nya masih lama, misalkan anak kita baru akan bersekolah tiga tahun atau lima tahun lagi, maka instrumen yang paling pas adalah dengan menyimpan dana pendidikan di instrumen investasi dengan resiko rendah hingga moderat seperti reksadana pasar uang atau obligasi, sedangkan untuk jangka waktu di atas lima atau bahkan seuluh tahun, misalnya untuk dana kuliah anak bisa kita simpan di instrumen saham individual ataupun reksadana saham. Mengapa kita disarankan memilih instrumen investasi daripada instrumen tabungan konvensional? hal ini dilakukan untuk menjaga nilai uang yang kita simpan dari potensi penurunan nilai mata uang akibat inflasi, sehingga nilai uang kita di masa depan akan tetap stabil bahkan bertumbuh mengikuti pergerakan ekonomi dan pasar.
Lantas, bagaimana dengan orang tua yang masih ragu dan takut dengan instrumen investasi dan lebih nyaman dengan tabungan konvensional? ya tidak masalah, setiap orang memang mempunyai kemampuan risk taking yang berbeda - beda, bila memang nyaman dengan tabungan konvensional ya silahkan karena itu semua pilihan dan setiap orang tua bebas memilih yang sesuai dengan mereka karena yang utamanya di sini adalah tindakan atau action menabung dan investasiya secara konsisten. Bukankah lebih baik menabung walaupun masih konvensional daripada tidak sama sekali ?
Kesadaran untuk memulai dan konsistensi dalam setiap periode menabung yang sudah ditetapkan akan membuat kita bisa mengukur perkembangan dana pendidikan anak kita sehingga di tengah perjalanan kita bisa adjust dan menyesuaikan agar semakin cepat terkumpul, bayangkan bila kita sama sekali tidak menyiapkan dana pendidikan anak dan baru mulai aware saat last minute anak kita sudah harus masuk sekolah, pasti hal ini akan membuat sistem keuangan keluarga kita kacau balau karena kita harus menyiapkan dana besar dalam waktu singkat, syukur - syukur bila masih punya tabungan dan bisa mengcover, bila tidak ? hmm.. maka yang ada kita akan sibuk mencari pinjaman sana sini dan pasti hal itu tidak akan menyenangkan. Maka dari itu, bagi para orang tua yang baru dikaruniai buah hati, yuk sedari dini kita mulai meyiapkan dana pendidikan untuk anak kita, mumpung mereka masih kecil dan kebutuhan nya belum sebanyak saat nanti mereka besar, jadi kita masih punya celah dan waktu untuk mempersiapkan nya.