Semua mommy pasti setuju kalau ASI adalah sumber makanan terbaik bagi bayi dan pemberian ASI disarankan mulai dari bayi baru lahir hingga usia 2 tahun, wah ternyata proses menyusui itu lama juga ya, namun terkadang karena kita enjoy dan berhasil melalui berbagai dilema dan drama saat masa menyusui, tidak terasa sudah hampir 2 tahun saja berlalu.
Proses menyapih sama dilematis dan drama nya juga loh dengan
proses awal menyusui, karena notabene semua fase suatu step dalam perkembangan
hidup kita memang tidak selalu mudah ya mommy, begitu pula dengan menyapih.
Proses menyapih membutuhkan kerjasama yang baik antara ibu dan anak, salah satu faktor yang paling dominan di sini
adalah psikis keduanya, baik ibu maupun anak, mengapa ? karena kita sebagai ibu
terkadang merasa tidak tega atau tidak rela anak berpisah dari kita dalam
konteks menyusui, saat proses menyusui kita merasakan kedekatan fisik dan
emosional dengan anak dan ini membuat bonding kita dengan anak semakin kuat dan
solid, begitu pula dengan anak, proses menyusui memberikan anak rasa aman dan
nyaman berada di pelukan ibu, mereka
merasa dilindungi dan dicintai sepenuhnya.
Saat proses menyapih
akan kita lakukan, rasa khawatir tentang bonding ibu dan anak bermunculan,
terkadang timbul pertanyaan di kepala kita, apakah anakku akan tetap dekat
denganku setelah di sapih ? apakah dia akan merasa diabaikan nanti nya ya ?
bagaimana kalau dia tidak lagi membutuhkan aku ? dan banyak ketakutan –
ketakutan lainnya.
Nah, agar prses menyapih bisa berjalan lancer, aman dan
minim drama, yuk kita intip tips berikut yang juga saya terapkan salam menyapih
anak saya tidak lama ini :
Bangun Komunikasi
dengan anak
Disadari atau tidak, anak juga punya feeling loh saat dia
akan memasuki usia 2 tahun dan akan mulai disapih, jadi jauh – jauh hari kita
bisa melakukan komunikasi dengan anak dan menyampaikan bahwa nanti saat sudah 2
tahun asi nya sudah cukup ya dan tidak boleh menyusu lagi, disni kita bisa
memilih bahasa atau kalimat yang mudah dimengerti anak agar dia tidak kaget
saat hari H penyapihan dimulai. Komunikasi ini bisa kiya laukan terus menerus dan diulang - ualang ya mommy, agar pesan bawah sadar anak kita terbentuk dari sini.
Mulai mengurangi
frekuensi menyusui
Beberapa bulan sebelum disapih, kita bisa membangun
kebiasaan baru dengan anak yakni mulai mengurangi intensitas menyusui, mungkin
bila setiap saat anak ingin menyusu, kita bisa mulai hanya memberikan asi saat
hendak tidur siang atau tidur malam saja, di luar jam – jam itu kita bisa
menyibukkan anak dengan kegiatan bermain untuk mengalihkan perhatian nya ingin menyusu. alternatif lain kita bisa mulai mengenalkan anak dengan susu pengganti ASI bila mommy menghendaki anak tetap mendapatkan asupan susu setiap hari nya, bisa dnegan susu UHT untuk anak-anak maupun susu formula sesuai usia si kecil.
Memberikan efek jera
Cara ketiga ini mungkin bisa dibilang sebagai validasi bila
cara pertama dan kedua belum juga bisa membuat anak berhenti menyusu, dan rata
– rata memang sedikit banyak perlu sentuhan efek jera, karena bagaimanapun
juga anak kita berada dalam usia dimana
kecerdasan dan daya tangkap nya
berkembang pesat, terkadang mereka membutuhkan bukti dan alasan kuat mengapa
mereka dilarang menyusu, namanya anak
kecil, bila kita hanya menjelaskan dengan bahasa verbal saja mereka kurang mendapat poin nya mengapa tidak boleh , mengapa ibu menolak mereka ? apa yang salah
dengan mereka ? nah disini kita bisa memberi stimulus pada anak bahwa bukan
mereka yang bermasalah, bukan ibu tidak sayang lagi dengan mereka, namun ada
kondisi yang tidak memungkinkan mereka untuk menyusu lagi. Biasanya para orang tua
dulu mengolesi puting payudara nya dengan ramuan atau jamu, obat dan herbal
lain yang terasa pahit, jadi saat anak menyusu mereka akan mendapatkan pengalaman yang membuat
mereka jera untuk tidak menyusu lagi, jadi bukan mereka tidak dibolehkan menyusu atau
ibu tidak sayang mereka lagi, tapi karena memang payudara nya terasa pahit.
Ketiga cara di atas mungkin bisa mommy coba terapkan dalam
menyapih anak, tapi kembali lagi,metode yang berhasil untuk satu orang bisa
jadi berhasil bagi orang lain atau juga tidak, jadi silahkan mommy ber
ekpserimen ya kira – kira metode mana yang akan diterapkan, atau mungkin mommy
punya jurus ampuh sendiri. Proses menyapih ini juga tidak seratus persen bebas drama, drama – drama seperti anak yang tantrum, menangis, ini adalah hal yang wajar
karena anak dalam tanda kutip “dipaksa” menghentikan kebiasaan yang sudah
mendarah daging selama 2 tahun .
So, semangat untuk para mommy yang sedang maupun akan
menyapih buah hati nya, nikmati saja prosesnya dan tentu saja, sabar adalah
kunci utama nya ya.
Tapi susah sih kak apa lagi dikampung plus masing bareng sama ortu atau mertua, ada aja keributan hahaha
BalasHapusiya juga ya, lebih menantang bila kita tinggal dnengan anggota keluarga yg lain ya, karena saat mau menerapkan cara - caar tertentu eh gak sepaham :)
BalasHapus