SeCrP7dtUL2aVHC9BPTmzy7YOro5ys5FuFCiiVVo

Tips Mengontrol Emosi Saat Anak Sedang Tantrum



Ilustrasi by Freepik

Anak kecil dan rewel, sepertinya dua hal ini tida bisa dipisahkan ya mom, hampir semua anak – anak pernah mengalami yang namanya rewel, hal ini memang sangatlah wajar mengingat anak – anak belum mempunyai kontrol emosi yang stabil dikarenakan masih dalam tahap belajar mengenali dan meng ekspresikan emosi yang dirasakan nya.

Dalam keseharian, apalagi saat anak mulai meninjak amsa balita dan sudah lepas dari ASI, masa – masa mereka bermain dan meng explore dunia luar akan semakin dominan, di sini kadang menjadi dilema baru bagi para ibu, mulai dari drama susah makan, pilih – pilih makanan, rewel bahkan tantrum. Hal ini adalah kondisi yang sangat wajar ya mom, mengingat pada masa ini perkembangan motorik anak sedang berkembang pesat sehingga fokus nya bukan lagi pada makanan seperti saat mereka masih di rentang usia MPASI, namun pada dunia atau hal – hal di luar dirinya.

Adakalanya anak rewel dan tantrum        

Walau tidak selalu dan tida bisa diukur pada setiap anak, namun rata – rata dari pengalaman pribadi dan melihat anak – anak kerabat, usia 2 – 4 tahun adalah usia – usia anak akan mulai belajar mengungkapkan emosi, proses ekspresi nya sendiri bermacam – macam, mulai dari suka berteriak- teriak, menangis, tantrum, bahkan tidak sedikit orang tua yang merasakan anak nya menjadi berubah sedikit “nakal” daripada sebelum – sebelum nya. Ingat ya mom, ini bukan berarti anak kita "nakal" loh, karena memang keterbatasan mereka dalam menyampaikan maksud dan keinginannya.

Lalu, bagaimana kita sebagai orang tua supaya tetap berada pada level emosi yang stabil dalam menghadapi fase perubahan anak di usia balita ini ? wah, tentu ini akan menjadi hal yang sangat menarik untuk dibahas ya karena di usia ini kita sebagai orang tua terutama ibu, sangatlah diuji kesabaran nya dalam menghadapi tingkah perangai anak. Supaya kita masih tetap waras, mungkin kita bisa melakukan beberapa tips berikut ini :

Sadari. Kita harus sepenuhnya menyadari apa yang sedang kita hadapi, pertama kita harus selalu aware dan sadar bahwasanya si kecil sedang berada pada fase dimana perkembangan motorik dan emosi mereka sedang berkembang pesat, dan ini tentu tidaklah mudah, baik dari sisi kita sebagai orang tua maupun dari sisi si anak itu sendiri. Dengan menyadari bahwa anak kita juga sedang  berjuang melewati fase hidupnya, kita akan lebih mudah mengontrol emosi dna tidak mudah terpancing.

Tunjukkan empati. Saat anak mulai tantrum untuk meluapkan emosi, sebisa mungkin tunjukkan sisi empati kita dengan bertanya secara baik – baik kepada anak apa yang mereka rasakan, mengapa mereka menagis, apa yang membuat mereka menangis dan tidak secara langsung memarahi atau menyuruh untuk berhenti menangis saat itu juga. Banyak dari kita semua terkadang kurang sabar mendengar anak rewel dan sebisa mungkin melakukan berbagai cara agar anak cepat diam dan berhenti, beberapa contoh yang ekstrim bahkan membentak ana untuk memberi efek jera dan takut supaya segera diam dan berhenti menangis. Hal ini tentu tida bagus ya mom untuk jangka panjang, ingat bahwa anak – anak mempunyai ingatan yang tajam, jangan sampai tindakan kita sebagai orang tua membuat anak menjadi trauma, kita tida pernah tau dari sekian perilaku kita ke anak, yang mana yang akan menjadi sumber trauma atau ketakutan mereka, jadi alih – alih memarahi atau mengancam anak untuk segera diam saat rewel, kita bisa melakukan pendekatan yang lebih empati ke anak.

Jangan cepat menghukum. Hukuman pada anak sepertinya adalah hal yang biasa dan wajar dalam budaya parenting kita.Tidak ada yang salah dengan hukuman, di satu sisi hukuman menunjukkan pada anak bahwa mereka harus menerima resiko atas kesalahan yang dilakukan. Namun, menghukum anak balita hanya karena mereka rewel, tentu bukanlah hal yang tepat. Menghukum anak bisa kita lakukan saat anak sudah mulai stabil dalam pengenalan emosi, saat mereka sudah lebih besar dan mature, saat mereka sudah memahami komunikasi dua arah , sedangkan saat anak masih balita, yang mana komunikasi saja belum lancar maka akan menjadi tindakan yang egois untuk menghukum karena anak juga pasti tidak paham dengan hukuman itu sendiri.

Tunjukkan kasih sayang. Alih – alih menghukum anak saat rewel, hal yang bisa kita laukan justru sebaliknya, dengan menunjukkan affection atau kasih sayang kepada anak. Saat anak mengalami gejolak emosi yang mereka sendiri belum bisa meng handle, alangkah baiknya kita datang dengan menawarkan kasih sayang, dengan begini anak akan merasa diterima, tidak dihakimi atau disalahkan karena menangis dan anak akan merasa aman saat mereka ingin mengekspresikan emosi mereka karena mereka tahu orang tua nya tidak akan marah dan akan menemani mereka.

Orang Tua Memainkan Peranan Penting

Salah satu PR terbesar orang tua memang mengendalikan emosi, terutama saat berhadapan dengan anak yang sedang rewel atau tantrum, kita sebagai orang yang lebih dewasa seharusnya memang yang harus lebih memahami dan mengerti sisi psikologis anak kita, karena bagaimanapun juga anak kecil tidak bisa disalahkan karena mereka bukan manusia dewasa versi kecil, mereka bahkan belum berkembang sepenuhnya baik fisik maupun mental untuk bisa disebut sebagai manusia dewasa, sehingga kita lah yang sudah menjadi manusia dewasa ini yang akan sealu dituntut untuk memahami dan ber empati kepada anak kita dengan mengendalikan emosi kita. Tidak dipungkiri bahwa kita sebagai orang tua juga tidak sempurna, adakalanya kita sangat capek dan lelah secara mental dan fisik, apalagi bila harus disuguhi pemandangan anak yang sedang rewel, rasanya semua emosi bisa bercampur menjadi satu. Semua orang tua pasti pernah merasakan nya dan perasaan semacam itu adalah hal yang wajar, tinggal bagaimana kita mengcounter nya dan bagaimana output kita ke si anak.

Related Posts
Ashana Umi Fitria
Seorang Ibu, wanita, teman dan partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. Email : umifitria88@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar

Popular