Komunikasi, semua orang melakukan yang namanya komunikasi, mau itu satu arah ataupun dua arah, personal maupun public speaking, kita manusia tidak bisa lepas dari aktivitas yang satu ini.
Kita berkomunikasi dengan manusia
lain untuk menyampaikan pesan, maksud dan tujuan agar lawan bicara kita
memahami apa yang ada di pikiran dan benak kita, tanpa adanya komunikasi
mustahil kehidupan ini berjalan selaras karena kita makhluk sosial yang
membutuhkan interaksi, terlepas dari jenis kepribadian yang mana , kita semua
tetap membutuhkan interaksi dengan manusia lain nya karena itu sudah merupakan
fitrah atau common nature manusia itu diciptakan.
Sudah dua tahun berlalu kita
melewati masa pandemi dan entah sampai kapan ini akan berlanjut, sudah banyak
kita menyaksikan keluarga yang collaps karena efek beruntun dari pandemi ini,
mulai dari banyaknya pemutusan hubungan kerja, work
from home, ssstem sekolah yang beralih ke daring dan msalah – msaalah lain nya
yang bermunculan. Dengan semakin banyaknya aktiftas yang di switch dengan
melakukan nya dari rumah, seolah – olah membuat rumah menjadi tempat yang
multifungsi, menjadi wadah semua keluh kesah dan di saat yang bersamaan juga harus menjadi tempat yang selalu bisa memberikan rasa aman dan nyaman.
Tuntutan seperti ini tentu
tidaklah mudah, terutama bagi para istri dan ibu yang notebene banyak
menghabiskan waktu di rumah. Ibu bekerja maupun ibu rumah tangga, keduanya
akan selalu memandang rumah sebagai tempat untuk kembali dari segala kepenatan
dan juga sebagai tempat yang membuat mereka sepenuhnya menjadi seorang
istri dan dan ibu yang utuh dalam menjalankan peran nya. Namun, dalam situasi
yang serba tidak pasti seperti sekarang ini, tingkat tekanan dan stres yang
dihadapi para wanita di rumah juga
bertambah, dengan semua kegiatan yang dilakukan di rumah mulai dari urusan pekerjaan, sekolah anak, memastikan
kebersihan rumah, dan pekerjaan – pekerjaan rumah lain nya yang bila dibiarkan berlarut – larut , maka stres ini akan menuju
pada level depresi. Ya, mungkin masih banyak orang yang menilai bahwa wanita
yang tinggal di rumah itu santai dan less stress, eits jangan salah, mereka
juga sama capek dan stres nya dengan yang bekerja atau berkegiatan di luar
rumah loh.
Ada pepatah yang mengatakan
wanita adalah jantungnya rumah, bila wanita bahagia maka rumah akan terasa
nyaman dan bila wanita sedih maka suasana rumah juga menjadi tidak
nyaman. Salah satu cara yang sangat efektif untuk menekan tingkat stres dan
depresi pada wanita adalah dari orang terdekat, yakni pasangan. Wanita
adalah makhluk verbal, mereka sangat suka bercerita dan ngobrol, se pendiam
apapun mereka, bila diajak bicara ,mereka akan menanggapi dengan antusias karena itu memang nature nya. Diperlukan kepekaan yang tinggi dan kesadaran
peran dari suami agar para istri merasa diakui dan diperhatikan keberadaan nya
di rumah. Istri juga perlu di apresiasi dan dinaikkan kepercayaan dirinya
setelah seharian berkutat dengan urusan rumah dan anak. Kehadiran suami sebagai
pendengar yang baik akan sangat membantu istri untuk melepaskan hormon stres
sehingga tidak ada lagi yang namanya memendam emosi atau amarah yang suatu saat
bisa meledak kapanpun.
Tidak semua istri pandai atau
cakap dalam memulai komunikais, ada tipe – tipe tertentu yang kurang luwes
memulai obrolam sehingga peran suami dalam ice breaking atau memulai
pembicaraan sangatlah penting, hal kecil yang bisa dilakukan suami kepada
istri adalah dengan bertanya bagaimana harinya ? bagaimana anak – anak di
rumah ? hobi apa yang sedang disukai saat ini ? dan banyak topik – topik obrolan
lain mulai dari yang sepele, ringan sampai yang berat sekalipun. Tidak perlu
membahas yang berat – berat, cukup dengan mengajak ngobrol istri dan memberikan
perhatian penuh tanpa adanya interupsi dari gadget akan membuat istri bahagia, seolah semua lelah dan stres selama seharian penuh hilang dalam sekejap.
Ingatlah bahwa wanita adalah makhluk perasa, mereka butuh sesuatu yang sifatnya pengalaman rasa, mereka butuh di dengar, di apresiasi dan dihargai sebagai wanita, sebagai manusia. Begitu dahsyatnya efek dari sekedar ngobrol dengan pasangan, sehingga teruntuk para suami, cobalah selami karakter istri, bila istri adalah seorang yang introvert dan pendiam, maka tidak ada salahnya memulai obrolan dan sebaliknya bila istri adalah tipe extrovert dan ekpsresif, maka cukup menjadi pendengar yang baik dan berikan respon yang menyenangkan. Cukup dengan mengambil langkah perubahan sederhana seperti ini saja maka akan mengubah seluruh kehidupan pernikana dan rumah tangga kita ke arah yang lebih baik tentunya.