Halo, di tema beauty ini untuk pertama kali nya saya menulis dengan kode hashtag #sharing karena memang untuk edisi #sharing ini khusus saya tujukan untuk saling bertukar cerita pengalam pribadi terkait dengan tema yang sedang dibawakan.
Sejak remaja saya memang sudah
tertarik dan aware untuk merawat kulit wajah, masih ingat pertama kalinya saya
jerawatan, produk face wash untuk remaja yang saya coba adalah Biore acne jadul yang
warna merah dengan varian mini nya yang seperti ini, hehe maklum dulu semasa
sekolah untuk membeli dan mencoba – coba skincare memang harus saya sisihkan
dari jatah uang jajan sekolah dan tentu sebagai anak sekolahan yang paling
terjangkau ya versi mini nya ini.
Berawal dari mencoba produk biore dan ternyata efeknya tidak begitu memuaskan di kulit saya, bahkan semakin bruntusan , disitulah dimulai perkenalan dan perjalana mencoba – coba skincare. Sejak remaja tipe kulit saya memang sudah oily atau berminyak dan cenderung berjerawat, salah satu tipe kulit yang agak tricky untuk perawatan nya karena kalau salah treatment sedikit saja sudah bubar semuanya dan muncul deh jerawat –jerawat bruntusan, yah bisa dibilang masa remaja saya juga sama dengan anak – anak remaja pada umumnya yang tidak jauh – jauh bermasalah dengan jerawat dan kulit kusam.
Menginjak usia young adult atau
masa dewasa muda kulit saya tetap setia dengan tipe oily nya, mungkin kita pernah
menjumpai ya beberapa orang yang mengalami perubahan tipe kulit saat mereka
bertambah usia, namun sampai sekarang saya sudah dewasa, menikah dan punya anak,
toh tetap kulit saya tetap setia dengan produksi kilang minyak nya, hehe. Saya pikir
dengan adanya perubahan hormon setelah hamil dan melahirkan akan sedikit
banyak berpengaruh terhadap kulit saya, ternyata tidak ada sama sekali, masih
sama – sama saja.
Perkenalan dengan sunscreen
Selain basic skincare pada
umumnya seperti face wash, toner dan pelembab, saya juga rajin menggunakan
sunscreen sejak remaja. Ke aware an ini saya dapatkan karena memang saya suka
membaca – baca dan mencari informasi tentang dunia skincare sejak remaja,
sehingga pentingnya menggunakan sunscreen juga sudah saya pahami sejak muda.
Sunscreen pertama yang saya coba waktu itu adalah sunscreen dengan merk Parasol. Merk ini merk lama dan seingat saya waktu itu banyak dijual di apotek karena memang sunscreen ini banyak direkomendasikan oleh dokter kulit bila kita mempunyai permasalahan kulit yang berhubungan dengan medis, namun bila kulit kita fine – fine saja, sunscreen ini juga tetap bisa dan boleh digunakan.
Saya memakai Parasol ini dalam bentuk cream yang botolnya masih terbuat dari aluminium, tipikal packaging jaman dulu banget ya, namun sekarang ini mereka sudah banyak melakukan perubahan baik dari segi packaging maupun varian nya, selain dalam bentuk cream juga ada dalam bentuk gel. Lalu bagaiman reaksi kulit saya ? well, selama memakai parasol ini tidak ada masalah berarti dengan kulit saya, kulit saya biasa saja sih, namun karena pada saat itu pilihan varian nya masih terbatas jadi saya menggunakan yang cream, dan pasti sudah bisa menebak apa yang terjadi ? yap, tidak lama setelah memakai sunscreen wajah saya langsung berminyak, karena tipe kulit wajah berminyak bila bertemu dengan konsistensi cream, maka akan membuat kulit kita berat dan merangsang produksi minyak berlebih, tipe cream ini sepertinya lebih cocok bila digunakan untuk tipe kulit kering karena tipe kulit kering membutuhkan tekstur dan kandungan kelembaban yang tinggi yang ditawarkan oleh produk cream.
Perjalanan mencari jodoh sunscreen yang cocok
Banyak orang mengatakan mencari
skincare yang cocok itu seperti mencari jodoh, hmm ternyata ada benarnya juga
ya, hehe karena bermula dari sunscreen Parasol akhirnya saya mulai mencari –
cari sunscreen yang cocok untuk kulit saya, yah niat saya tidak muluk – muluk waktu
itu, tidak perlu sampai benar – benar menghalangi produksi minyak wajah karena
itu juga mustahil, namun paling tidak produksi minyak di wajah saya masih dalam
batas wajar lah, tidak berlebihan setelah rangkaian skincare ditutup dengan sunscreen.
Setelah mencari – cari ternyata salah satu yang membuat sunscreen tidak cocok
di kulit kita adalah karena ketidak cocokan antara tipe kulit dan konsentrasi
atau tekstur si sunscreen itu sendiri, bila kulit berminyak maka kita
disarankan untuk memilih sunscreen dengan tekstur gel karena akan memudahkan
kulit untuk menyerapnya dan tidak merangsang produksi minyak berlebih di wajah
karena tekstur nya yang ringan dan cair.
Setelah mencari – cari informasi
dan mencoba berbagai jenis merk seperti biasa, akhirnya pilihan saya jatuh
kepada sunscreen produksi Rohto yakni dengan merk Skinaqua. Mungkin kepopuleran
sunscreen ini tidak se hype merk – merk terkenal seperti Loreal, Biore maupun merk
– merk dari luar negeri ya, namun sunscreen ini menurut saya cukup bagus dan
worth di kulit saya.
Sunscreen ini mempunyai beragam varian dan tingkat spf, namun yang saya suka hampir semua varian sunscreen ini bentuknya cair dan ringan sehingga sangat cocok untuk hampir semua jenis kulit. Namun meskipun begitu, produk ini tetap memebrikan guidance atau panduan untuk memilih sunscreen yang sesuai dengan tipe kulit kita. Karena tipe kulit saya berminyak, tentu saya memilih varian untuk kulit berminyak yakni Skinaqua UV Moisture Gel spf 30.
Kesan dan hasil mengguankan sunscreen Skinaqua UV Moisture Gel spf 30
Skinaqua ini tipe hybrid sunscreen ya, jadi dia perpaduan antara physical dan chemical sunscreen. Tekstur nya cair berwarna putih susu. Yang pertama saya rasakan setelah mengaplikasikan
ke kulit wajah saya adalah tidak ada rasa berat dan lengket berlebihan seperti
halnya memakai sunscreen pada umumnya, wajah terasa ringan dan tidak ada efek
oksidasi yang berlebihan (maksudnya efek muka seperti terlihat putih atau abu –
abu setelah bebrapa saat pemakaian). Produk ini juga tidak mengandung pewangi
dan pewarna, salah satu pertimbangan yang membuat saya memilihnya. Produk ini hanya mempunyai satu ukuran saja ya, jadi tidak ada ukuran mini atau jumbo nya. Satu
produk mempunyai berat 40g, pengalam saya dalam memakainya setiap hari dan
reapply setelah siang hari sebanyak dua ruas jari, produk ini bisa dipakai
kurang lebih sampai 3 bulanan lebih (saya terakhir membeli online di akhir Februari
2022 dan saat ini sudah mau habis) bahkan mungkin bisa lebih lama tergantung
frekuensi pemakaian dan dimensi wajah ya dan selama memakai produk ini tidak
ada keluhan atau bruntusan, benar – benar no harm effect, padahal kan kulit
berminyak dan cenderung berjerawat itu agak lumayan susah ya untuk cocok dengan
suatu produk, namun saya bersyukur kulit saya cocok dan tidak rewel menggunakan
Skinaqua ini. Untuk harga nya sendiri bervariasi untuk setiap penjual, namun
raat – rata di kisaran 45 – 50 ribuan, cukup hemat lah ya dan bisa juga dibeli secara online di toko resmi Rohto untuk menjaga keaslian produknya. Apakah saya terpikir
untuk mencoba produk lain ? hmm sepertinya untuk saat ini saya lebih memilih setia
dengan produk ini dulu karena memang fine – fine saja, beda cerita kalau kulit
saya ternyata sudah kebal dan tidak mempan, baru bisa dicoba untuk mencari
amunisi lain, hehe.
Semoga bermanfaat ya #sharing
kali ini, siapa tahu bisa memberikan sedikit insight dan opsi produk
bagi yang sedang mencari – cari sunscreen yang cocok.
Beneeeer mbaaa, cari sunscreen yg enak di pake dan cocok itu jayak cari jodoh beneran. Ntah berapa banyak merk yg aku coba, dan awalnya ga nemu2 yg enak di kulit. Rata2kan berat Yaa, bikin oksidasi dan kulit jadi kliatan kusam. Sempet Nemu yg baguuuus banget, tapi harganya sejutaan lebih wkwkwjwjwjw. Tapi memang harga ga bohong, itu pas aku msh rutin pake SK-II .
BalasHapusTapi sejak resign, mikir banget lah pake merk itu. Akhirnya usaha lagi cari produk sunscreen yg murah tapi bagus. Skr sih udah Nemu juga, dan aku suka Krn gel. Memang yg gel ini LBH nyaman buat kulit kombinasi.
Aku blm cobain skinaqua, ntr deh jadi pengen juga. Tapi sebenernya aku udh telanjur cocok bgt Ama yg skr ini
Produk SKII emang top ya saat masih single kalau sudah mamak2 begini mikir lagi, hehe. kalau sudah nemu sunscreen yg cocok at least kita tahu mba "ke mana akan kembali" kalau pas coba yang lain gak berhasil, saya biasanya gitu, harus nemu dulu produk pakem nya, haha.
BalasHapus