Ada banyak fase dan tahapan dalam tumbuh kembang anak, mulai dari menyusui, MPASI, merangkak, berjalan dan banyak lagi tahapan - tahapan perkembangan baik secara motorik halus maupun kasar dan juga dari sisi kognitif nya.
Seiring anak sudah mulai memasuki
usia – usia balita, di saat itu juga kita harus mulai mengenalkan kepada anak tentang
konsep toilet training. Jujur salah satu milestone dalam tumbuh kembang anak
yang bisa dibilang lumayan susah – susah gampang salah satunya ya toilet training
ini menurut saya. Toilet training sendiri adalah upaya memperkenalkan dan
melatih anak tentang apa itu buang air kecil dan besar dan apa yang harus
mereka lakukan saat mereka ingin buang air kecil atau besar.
Mengapa anak harus kenal toilet
training sejak dini
Melatih kemampuan dasar toilet
training ini pada prakteknya bisa bermacam – macam, katakanlah kita mulai dari
segi usia si anak saja ya, ini pun juga banyak aliran dan pendapat, ada yang
mengatakan bisa dimulai sejak anak usia minimal 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun
bahkan ada juga beberapa parents yang mulai mengenalkan toilet training saat
anak masih usia hitungan bulan loh.
Tentu di usia berapa tepatnya
anak harus diajarkan toilet training ini bisa berbeda – beda bagi setiap orang
tua, namun merujuk dari keterangan dokter anak, toilet training bisa mulai
diperkenalkan kepada anak saat anak berusia minimum satu tahun ke atas. Nah,
tinggal tergantung parents nih mau mulai di usia ke berapa? Mungkin akan
lebih baik bila si kecil sudah mengenal toilet training sejak dini ya, karena
dengan begitu kita mempunyai spare waktu yang cukup panjang untuk mereka
berlatih dan mengenali rasa ingin buang air, bila kita memulai di usia yang
katakanlah usia – usia preschool, tentu agak lumayan repot karena rentang waktu
pelatihan sampai mereka menginjak usia sekolah katakanlah sangat singkat,
sedangkan kita semua tahu mengajari anak kecil itu butuh waktu dan harus
diulang – ulang terus menerus.
Step by step toilet training
Sekarang mari kita membahas hal yang
lebih praktik, yakni bagaimana sih caranya atau apa langkah pertama yang harus
dilakukan saat hendak mengajari anak toilet training? Nah, setelah kita sebagai
orang tua sudah memutuskan untuk memulai latihan, maka berikut ini adalah langkah yang bisa kita lakukan :
1. Mengenalkan anak rasa ingin buang
air
Anak akan sulit memahami apa itu
toilet training saat mereka masih kesulitan memahami apa itu perasaan ingin
buang air kecil dan besar. Maka dari itu langkah dasar yang harus kita lakukan
adalah mengenalkan anak pada rasa ingin buang air. Kita bisa memberikan contoh
misalnya mengajak anak ke toilet saat kita ingin buang air dan menjelaskan
kepada anak bahwa kita sedang buang air, atau saat anak mengompol misalnya, di
situ kita juga bisa memasukkan informasi kepada anak bahwa apa yang sedang
mereka alami itu adalah fenomena buang air kecil atau besar, jadi anak
tahu bahwa lain kali mereka mengompol atau BAB itu tandanya mereka sedang buang
air.
2. Membatasi pemakaian diapers
Ini juga salah satu hal yang krusial
saat kita hendak melatih anak toilet training, yakni membatasi pemakaian diapers
dalam sehari. Mengapa? karena saat anak memakai diapers mereka tidak akan
merasakan sensasi mengompol atau basah karena buang air dikarenakan pipis nya
akan langsung terserap diapers dan mereka tetap merasa kering sepanjang waktu, tentu
hal ini akan menyulitkan anak untuk peka tentang buang air. Maka dari itu kita
bisa mulai melepas diapers secara bertahap, misalnya tidak memakai diapers dari
pagi sampai siang, dilanjutkan bertahap sampai sore dan sampai dengan hanya
memakai diapers hanya saat tidur di malam hari saja. Resikonya memang anak akan mengompol Mom,
tapi justru itu yang kita inginkan di awal – awal latihan, supaya anak
mendapatkan pengalaman buang air secara sadar meskipun harus dimulai dari
mengompol dulu ya.
3. Mengamati jam – jam anak buang air
Nah untuk yang ini memang harus extra
sabar dan telaten ya, karena kita dituntut untuk menjadi pengamat perilaku
buang air anak. Pada jam – jam berapa mereka biasanya buang air, dalam kondisi
yang bagaimana, sehingga bila kita sudah paham betul, maka sebelum anak
mengompol kita sudah mengajak anak ke toilet terlebih dahulu untuk buang air.
Perhatikan kapan terakhir mereka minum dalam jumlah banyak, biasanya tidak lama
setelah itu mereka akan buang air,atau saat anak jeda dari bermain yang
menguras tenaga atau bila dalam keadaan normal, kita bisa menemani dan
mengkondisikan anak untuk buang air di jam – jam tertentu seperti misalnya pagi hari saat mandi, siang hari, sore dan terakhir malam hari sebelum tidur. Dengan membiasakan
mereka disiplin di jam – jam buang air tersebut maka seiring waktu mereka akan menjadi terbiasa.
4. Menemani anak saat buang air ke toilet
Masih bersambung dengan poin di atas,
tentu kita tidak bisa langsung melepaskan anak untuk buang air sendiri di toilet, karena selain bahaya membiarkan balita sendirian di toilet, bagaimanapn juga mereka masih butuh untuk ditemani,
diarahkan dan dibimbing karena balita terutama di bawah usia 3 tahun tentu juga masih belum bisa mandiri membersihkan dirinya sendiri setelah buang air bukan? Maka
dari itu pendampingan harus dilakukan sampai mereka menginjak usia mandiri dan
sudah bisa melakuakn semuanya sendiri.
5. Waspada saat musim hujan atau cuaca
dingin
Kalau ini mungkin kasus exceptional ya,
saat cuaca atau musim sedang hujan dan dingin anak akan cenderung baung air
sangat sering sehingga kita juga harus waspada dan lebih sering mengajak anak
untuk buang air ke toilet. Mungkin sesekali kita akan terlewat dan si anak
terlanjur mengompol, jadi, jangan langsung panik dan merasa gagal ya Mom, itu
semua hal yang wajar kok.
Jadi bagaimana Mom? apakah si kecil
sudah siap diajarkan toilet training? atau kira – kira di usia berapa nih kita
akan mulai melatih mereka? dan bagaimana pengalaman selama
menjalani toilet training ini? yuk share di kolom komentar.
Terima kasih sudah berkunjung J