Ibu mana yang tidak menunggu – nunggu momen tumuh kembang si kecil, yang dari hanya menyusu dan tidur sepanjang hari sesaat setelah lahir ke dunia, dilanjutkan dengan mulai belajar mengeluarkan suara-suara ocehan lucu nan gemas dan berbagai macam perkembangan yang selalu saja tidak pernah gagal membuat kita terpukau dan kagum.
Salah satu milestone tumbuh kembang si kecil yang paling
ditunggu – tunggu dan membuat kita sebagai ibu bersemangat dan juga
berdebar-debar adalah momen MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu), karena
momen ini adalah momen pertama kalinya si kecil diprkenalkan dengan makanan
selain ASI atau sufor yang selama kurang lebih enam bulan dikonsumsi secara
eksklusif, sehingga perasaan excited yang dirasakan ditambah list menu apa saja
yang akan kita berikan untuk si kecil sudah memenuhi isi kepala kita dan tidak sabar untuk segera
dilakukan.
Step by step pemberian MPASI
MPASI disarakan oleh dokter anak dan IDAI untuk diberikan
saat si kecil memasuki usia 6 bulan karena usia ini adalah rentang usia yang
relatif aman untuk si kecil mengenal makanan baru karena di usia ini mereka
sudah bisa duduk dan juga menyangga kepalanya sendiri dengan tegak sehingga
proses menelan makanan juga tidak akan menjadi hambatan tersendiri nantinya.
Untuk menu MPASI apa ya yang pertama kali kita berikan?
Bila kita baca-baca di berbagai sumber memang sangat beragam ya Mom, belum lagi
di sosial media, wah malah makin tak terhitung versi nya. Namun, lebih baik
bila ini adalah pengalaman pertama dan kita masih ragu-ragu menu apa yang
baik untuk pengenalan pertama MPASI si kecil, alangkah baiknya bila kita
merujuk saja pada website IDAI atau rekomendasi dari ahlinya untuk berjaga –
jaga bahwa apa yang akan kita berikan aman untuk si kecil dan bukanlah trial and error.
Saya pribadi pertama kali mengenalkan MPASI kepada si kecil
dimulai dengan menu pure buah dan diberikan sehari dua kali, pada pagi hari di
jam-jam snacking dan juga sore hari. Mengapa pure buah? karena memang ini adalah
salah satu menu simple yang disarankan, selain itu buah memiliki citarasa yang
manis sehingga lebih mudah diterima oleh si kecil.
Untuk awal pengenalan memang kita berikan pure buah dengan
tujuan supaya si kecil antusias dan memiliki pengalaman makan pertama yang menyenangkan karena buah memiliki rasa manis yang disukai bayi dan anak-anak.Intinya
pilihlah menu yang meminimalisir terjadinya penolakan, karena bila terjadi hal demikian
atau pengalaman makan yang kurang berkesan di awal, dikhawatirkan akan membuat si
kecil menjadi trauma dan kurang antusias nantinya.
Menurut rekomendasi dokter anak, menu MPASI yang baik adalah
menu yang komplit kandungan gizinya, mulai dari karbohidrat, protein, lemak dan
serat sehingga si kecil juga mendapatkan asupan gizi yang seimbang di masa
krusial tumbuh kembang fisik nya.
Tekstur MPASI menyesuaikan usia si kecil ya, di mana semakin
bertambah usianya, maka semakin meningkat pula tekstur nya mulai dari pure yang
sangat halus, lalu makanan yang disaring, selanjutnya mulai disaring kasar,
dicincang, hingga pada akhirnya si kecil berada di tahap atau fase bisa memakan
makanan dengan tekstur dan menu seperti yang kita atau keluarga makan sehari –
hari.
Sharing menu MPASI
Nah di part ini, saya ingin berbagi pengalaman menu MPASI
yang saya berikan kepada si kecil dulu. Untuk awal perkenalan, saya memberikan
si kecil pure buah pir, mengapa buah pir? karena saat saya membaca-baca tentang
MPASI dan seluk beluk nya, biasanya tidak semua anak akan mengalami proses yang
lancar dan mulus-mulus saja saat pengenalan MPASI di awal dan salah satu kendala
yang biasanya dan sering terjadi saat anak memasuki fase MPASI adalah sembelit
atau susah BAB, hal ini bisa dimaklumi karena sistem pencernaan yang terbiasa
mencerna cairan, sekarang diharuskan untuk belajar mencerna makanan padat sehingga
memerlukan proses adaptasi. Nah, untuk antisipasi, saya memberikan pir karena
selain rasanya yang manis dan kandungan air yang cukup banyak sehingga tidak
membuat seret saat ditelan, buah pir juga bagus untuk pencernaan dan mengatasi
sembelit pada bayi. Hal ini karena si kecil sempat mengalami sembelit setelah
diberikan pisang kapok merah dan setelah saya ganti mengganti pure buah pir,
tidak perlu menunggu lama BAB nya kembali lancar sehingga saya selalu
menyediakan buah pir ini sebagai solusi alami saat terjadi sembelit alih – alih
langsung memberinya obat dari apotek.
Apakah saya hanya memberikan pir terus menerus? tentu saja tidak, saya juga menyelingi dengan buah – buahan lain seperti buah
naga, apel, peach dan buah – buahan lain kecuali buah yang citarasanya masam ya karena terlalu dini dan saya takut pencernaan nya terganggu.
Selanjutnya saya melakuka saran dari dokter anak dengan
memberikan menu komplit yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak dan
serat. Untuk menu ini kita juga bsia melakukan banyak variasi Mom, untuk
karbohidrat sendiri saya menggunakan nasi biasa, protein biasanya saya ambil
dari sumber hewani berupa daging ayam, sapi, atau udang dan untuk sumber protein
nabati dari tahu atau tempe. Untuk serat nya tentu saja dari sayuran seperti
wortel, bayam, brokoli, labu dan jenis sayuran hijau lainnya. Kesemua bahan tersebut kita olah dan bumbui serta kita jadikan pure atau bubur halus untuk selanjutnya
diberikan kepada si kecil. Bumbunya hanya sejumput garam saja ya dengan sumber
lemak yang bisa didapat dari butter atau margarin untuk citarasa gurih, atau
bisa juga ditambahkan keju. Penggunaan gula dan penyedap tentu saja kita skip
dulu. Menu MPASI komplit ini saya berikan dua kali sehari, pagi dan sore hari,
buah tetap saya berikan di siang hari sebagai snack nya.
Itulah sekilas MPASI dan menu yang biasa saya berikan kepada
si kecil, memang saat memasuki fase MPASI ini kuncinya adalah sabar dan telaten
serta tidak bosan untuk mencoba –coba resep dan varian supaya si kecil juga
antusias dengan menu makanan nya. Namun, bila si kecil menolak atau GTM, jangan
bersedih dulu ya Mom, itu wajar kok dan sebagian besar memang dialami oleh
balita dalam rangakaian perjalanan makan nya. Mungkin bisa kita bahas ya
tentang GTM atau saat anak susah makan dan bagaimana kita harus menyikapinya
karena saya pribadi juga punya cerita untuk itu, hehe.
Terima kasih sudah berkunjung.