SeCrP7dtUL2aVHC9BPTmzy7YOro5ys5FuFCiiVVo

Isu Resesi di Mana – mana, Apa yang Harus Dilakukan?


Akhir – akhir ini hampir semua pemberitaan baik di televisi nasional maupun di kanal – kanal sosial media ramai membahas tentang prediksi resesi yang akan terjaid di akhir tahun ini dan puncaknya dimulai tahun depan. Melihat seperti ini, pasti sebagai orang biasa yang mungkin tidak paham betul tentang ekonomi dalam negeri maupun ekonomi global juga bertanya – tanya, memnag apa yang akan terjadi bila memang prediksi resesi itu terjadi
? bukankah toh dunia juga sudah pernah mengalami resesi di tahun – tahun yang lalu dan semua bisa terlewati?

Mungkin ada benarnya juga statement di atas, namun yang menjadi pertanyaan adalah saat dunia mengaami resesi di periode waktu yang lalu, apakah kita sudah berada di dalamnya dan ikut merasakan apa yang terjadi kala itu? karena selama ini kita hanya tahu dan mendengarnya lewat bacaan – bacaan maupun informasi yang diperoleh di sosial media dan belum pernah merasakan sendiri bagaimana hidup dalam kondisi resesi. Bagi yang pernah mengalami krisis ekonomi di tahun 1998 maupun di tahun 2008 di mana Amerika juga mengalami mortgage crisis yang cukup parah mungkin bisa merasakan bagaimana rasanya, namun bila mungkin saya dan pembaca sekalian yang masih berada di usia millennial atau akhir dua puluhan dan awal tiga puluhan, saat krisis terjad di tahun 1998 kita masih anak – anak sehingga tidak terlalu paham apa dan bagaimana dampaknya, mungkin yang paling relate adalah saat subprime mortgage di America tahun 2008 yang membuat resesi global, namun saat itu saya juga tidak terlalu merasakan dampak yang signifikan yang sampai mengganggu dan memporak-porandakan pondasi kehidupan keluarga kami.

Apa yang harus dilakukan menghadapi isu resesi 2023

Beruntung kita hidup di Indonesia, negara yang rakyatnya terkenal tangguh dalam mengahdapi situasi apapun karena memang daya juang kita sangat tinggi. Bila krisis atau resesi global terjadi, yang paling terdampak pertama sudah pasti adalah negara superpower yang ekonomi nya memimpin dunia karena merekalah tulang punggung perputaran ekonomi. Indonesia mungkin juga akan terdampak tapi bukan dalam urutan pertama layaknya negara – negara maju seperti Amerika maupun negara -  negara ekonomi kuat eropa yang sudah seperti kita semua tahu sekarang ini mereka menghadapi angka inflasi yang sangat tiggi.

Lantas, bila memang prediksi resesi di tahun 2023 benar terjadi dan sedikit banyak juga berimbas ke negara – negara berkembang seperti Indonesia, apa yang harus dilakukan sebagai bentuk antisipasi dan persiapan menghadapinya?

1. Jangan paranoid

Berita tentang resesi global memang sangat menghantui dan membuat ketar – ketir sebagain besar orang, terutama mereka yang mempunyai banyak aset baik di sektor riil maupun paper asset seperti saham karena keduanya sangat dipengaruhi kondisi makro ekonomi. Hal yang bisa kita lakukan adalah tetap tenang dan jangan panik karena kepanikan yang berlebihan akan mendorong kita melakukan tindakan impulsif dan bukan tindakan yang sudah dipikirkan matang – matang.

2. Besarkan porsi tabungan

Beberapa ahli finansial berkata bahwa cash is the king, terutama di masa – masa krisis atau resesi di mana kita harus lebih banyak memiliki cadangan uang cash di tengah inflasi yang tinggi dan harga semua kebutuhan yang mulai serba mahal untuk menjaga daya beli kita tetap stabil dan kita masih bisa memenuhi kebutuhan dasar hidup kita sehari – hari.

3. Hidup hemat

Hidup hemat selalu menjadi penyelamat, baik di masa resesi maupun di masa normal karena hemat adalah habit dan attitude. Bila kita terbiasa hidup hemat dan sederhana, maka saat  terjadi resesi yang mengharuskan kita menekan ketat pengeluaran, kita sudah tidak kaget lagi karena kebiasaan ini sudah secara sadar dan sukarela kita lakukan tanpa harus menunggu resesi datang.

4. Tetap menabung dan berinvestasi seperti biasa

Ini adalah salah satu hal yang membuat kita semua bingung, saat resesi apa yang harus kita lakukan dengan tabungan dan investasi kita? apakah harus dicairkan semua? Apakah saatnya menjual saham dan aset berharga lain supaya tidak merugi di kala resesi? dan banyak pertimbangan dan keragu-raguan lainnya yang kerap hadir dan mengusik pikiran kita, betul tidak? kita semua pasti tidak ingin tabungan dna investasi yang sudah susah payah kita kumpulkan harus tergerus perlahan – lahan karena kondisi ekonomi yang lesu. Saya bukan ahli fiannsial maupun ekonomi, saya hanyalah ornag biasa seperti anda semua yang juga berpikir hal yang sama, namun benang merah yang saya dapat dari saran dan pendapat para ahli finansial adalah semuanya menyarankan untuk tetap menabung dan ber investasi seperti biasa, karena tidak seornag pun bisa timing the market, maksudnya tidak ada orang yang benar – benar tahu kapan harus masuk atau keluar dari market, bahkan seorang Warren Buffet pun berkata untuk tidak timing the market atau menerka – nerka kapan waktu yang tepat untuk masuk atau keluar dari pasar saham karena tidak ada orang yang benar - benar tahu.

5. Fokus pada kebutuhan dasar

Saat terjadi resesi, maka buang jauh – jauh pikiran ingin berlibur ke sana kemari, membeli barang ini itu yang tidak dibutuhkan dan juga pengeluaran – pengeluaran tersier lainnya. Fokuskan pengeluaran untuk kebutuhan hidup dasar dan pastikan kita bisa memenuhinya selama beberapa periode ke depan karena saat resesi, maka kita akan berada pada fase survival atau bertahan hidup sehingga diperlukan awareness terutama pada pengeluaran yang tidak perlu.

Resesi mungkin akan terjadi atau bisa jadi tidak terjadi, namun tidak ada salahnya kita berjaga – jaga untuk antisipasi hal – hal yang tidak diinginkan mengingat wacana ini juga bukan keluar dari sembarangan orang, melainkan dari orang – orang yang memang paham dan punya expertise di bidangnya sehingga cukup memberikan sinyal kepada kita yang awam ini. Dunia sudah menyaksikan resesi yang pernah terjadi jauh sebelum isu resesi di tahun 2023 diprediksi, namun selalu ada harapan dan masa untuk rebound atau bangkit dari keterpurukan. Jadi, mari kita sikapi isu resesi ini secara wajar namun juga tidak menyepelekan, sedia payung sebelum hujan tidak ada salahnya bukan?

 

Related Posts
Ashana Umi Fitria
Seorang Ibu, wanita, teman dan partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. Email : umifitria88@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar

Popular