Dalam ilmu parenting kita mengenal istilah golden
age, yakni usia – usia di mana anak – anak berada dalam fase perkembangan
yang luar biasa pesat baik dari sisi fiisk, emosi maupun intelegensi sehingga
pada usia – usia krusial tersebut anak – anak membutuhkan arahan dan bimbingan
serta pendampingan yang intens dari orang tua maupun pengasuhnya.
Mungkin bagi para ornag tua baru
termasuk saya sendiri, saat membaca ilmu parenting
dan mendapat berbagai informasi tentang masa – masa golden age ini terbersit dalam hati bahwa oke kita akan siap dengan
apa yang akan terjadi di depan mata, kita sebagai orang tua akan terus mengawal
setiap tumbuh kembang anak kita yang mana itu tentu sangat bagus dan sudah menjadi
nature kita sebagai orang tua.
Namun, satu hal yang mungkin luput
dalam concern kita adalah, dari semua
pengetahuan yang kita dapatkan mengenai masa golden age anak, kita lupa bahwa dalam menemani masa – masa itu,
satu hal yang ternyata jauh lebih penting dan harus benar – benar banyak
belajar untuk bisa pro dalam
menjalaninya adalah kesabaran. Yap, mengapa kesabaran? karena terus terang
saja, anak – anak memang sangalah luar biasa, mereka lucu, energik, imut dan
kita seirng dibuat terheran – heran dengan betapa cepatnya mereka tumbuh besar
dna mempelajari banyak hal dalam waktu singkat,
namun dibalik semua hal – hal yang menyenangkan itu, anak – anak juga
bisa sangat menjengkelkan dan menguras emosi serta menguji kesbaran kita, hehe.
Memasuki fase menjelang usia 3 tahun,
banyak para ibu yang mengeluhkan bahwa anaknya sudah tidak semanis dulu, tidak
se penurut dulu dan banyak perubahan – perubahan yang terjadi pada diri anak
yang membuat para ibu juga menjadi stres. Apa saja sih biasanya drama anak
menjelang usia 3 tahun atau bahkan sudah menginjak usia tersebut?
Anak mulai sedikit rebel
Rebel di sini ajngan diartikan yang
bagaimana – bagaimana ya, rebel versi anak tiga tahun seperti apa sih? biasanya
mereka mulai lebih intens untuk menolak,
intensitas bad mood dan
tantrum atau rewel juga meningkat meskipun karena hal yang sepele. Hal ini
cukup membuat syok karena yang biasanya manis dan tenang berubah menjadi
sedikit lebih agresif dan juga emosional.
Tidak menyukai apa yang dulu menjadi
kesukaan
Salah satu hal yang bisa dikatakan
cukup menonjol dan saya pribadi mengalaminya pada anak saya adalah mereka mulai
beralih tidak menyukai apa – apa yang dulu menjadi favoritnya. Contoh nya saja
dalam hal makanan, bila dulu mereka suka sekali dengan jenis makanan tertentu,
menginjak usia – usia ini, tidak ada angin tidak ada hujan mereka menjadi tidak
mau sama sekali menyentuhnya, bahkan sampai ditawari dan menunjukkan makanan
nya di depan mata, mereka benar – benar menolak dan tidak mau. Hmm kalau sudah
begini harus cepa – cepat cari alternatif lain ya Mom.
Mereka
juga suka pilih – pilih makanan
Memasuki usia ini juga anak – anak
menjadi lebih pemilih untuk urusan makan. Terkadang standar mereka memilih pun
bisa meragam dan cenderung aneh, hehe, contohnya mereka tidak mau makan sesuatu
karena bentuk atau warna makanan nya tdak sesuai selera mereka atau yang biasa
mereka makan, meskipun sebenarnya dari segi rasa mereka pasti suka, namun hanya
karena tidak lolos screening bentuk atau
tampilan, batal sudah makanan itu dimakan. Paara Mom juga ada yang seperti ini?
kalau ada berarti kita tidak sendiri, hehe.
Sudah bisa memilih bajunya sendiri
Bila dulu anak – anak iya – iya saja
dan tidak banyak protes saat kita memakaikan baju apa saja,sekarang mereka
sudah bisa memilih mau mengenakan baju apa dan apa yang tidak mau dikenakan.
Alhasil momen selesai mandi ini terkadang juga jadia drama karena tidak jarang
mereka hanya mau pakai baju yang itu – itu saja dan tidak mau dibujuk untuk
pakai baju yang lain, kalau sudah begini, kita juga kadang hanya bisa mengelus
dada dan bersabar ya Mom, karena kalau kita paksa yang ada malah rewel.
Sudah tidak mau diatur-atur
Bila sebelumnya anak – anak mudah
menurut dnegan apa yang kita instruksikan, mulai dari mandi, gosok gigi, tidur
siang dan displin aktifitas keseharian lainnya, sekarang mereka sudah mulai
bisa dalam tanda kutip “membangkang” hehe, contohnya saja tidur siang, bila
dulu mereka disiplin tidur siang, bisa jaid sekarang malah menolak untuk tidur
siang dan mereka benar-benar terjaga tidak tidur siang.
Itulah beberapa contoh perubahan dan
drama anak yang memasuki fase usia 3 tahun. Faktanya, memang tidak banyak para
orang tua maupun penggiat dunai parenting
yang mau dan berani blak – blak an mengatakan bahwa mengasuh anak itu tidak
selamanya senang karena ada juga momen – momen kita habis kesabaran atau benar
– benar merasa putus asa dan itu sangatlah wajar karena kita semua adalah
manusia yang juga bisa merasakan emosi negatif.
Ditambah lagi mengahdapi fase usia 3
tahun ini tentu sebagai orang tua harus benar – benar ekstra sabar. Satu hal
yang perlu diingat, “rebel” nya mereka di usia ini bukan berarti anak kita
nakal ya Mom, ini hanyalah fase yang harus dilewati anak kita menjelang mereka
beranjak besar, bila pada 0-2 tahunan tumbuh kembang mereka berfokus pada
pembentukan fisik nya, di usia – usia menjelang 3 tahun ini mereka akan lebih
banyak mengeksplor ranah emosional dan intelegensi nya. Jadi, mungkin itulah
sebabnya mereka banyak mengalami perubahan emosi yang nampak pada perubahan
sikap dan perilaku. Tapi ingat, ini tidak akan berlangsung selamanya kok,
karena tumbuh kembang anak adalah journey,
pun begitu juga dengan kita sebagai orang tua juga harus mengikuti dan bersabar
dalam menemani journey mereka.
Semangat untuk para Mom yang sedang
berada di fase ini J