Pola makan anak menjadi salah satu kunci milestone kita dalam membersamai tumbuh kembang anak. Mulai dari masa MPASI sampai dengan si kecil sudah mulai bisa makan makanan keluarga, itu semua adalah perjalanan yang luar biasa tak terkira dalam masa – masa parenting. Tentu saat si kecil sudah bisa makan denga menu dan tekstur makanan keluarga, itu bukan garis finish perjalana kita ya Mom, karena pada masa – masa golden age tumbuh kembang anak, banyak hal – hal yang berkaitan dengan pola makan ini yang akan kita hadapi dan belum tentu pengalaman yang kita alami akan sama persis dengan yang orang tua lain alami.
Saya pernah membaca atau
mendengar suatu rubrik parenting yang berkata bahwa, dalam fase tumbuh kembang
anak, pasti ada masa nya di mana si anak akan susah makan atau istilahnya GTM
(Gerakan Tutup Mulut). Dulu saya terlalu skeptis dan tidak sepenuhnya percaya
sampai akhirnya saya mengalaminya sendiri, hehe. Hal ini bukan tanpa sebab
karena anak saya sejak masa MPASI sampai dengan usia satu tahun bisa dikatakan
lancar untuk urusan makan, tidak ada kendala yang berarti dan dia selalu mau dan
lahap dengan menu yang saya sajikan hingga saat anak saya memasuki usia satu
setengah tahun, nah itulah gerbang usia dimulainya drama GTM dan naik turun
mood nya untuk makan.
Kenali masa – masa mood makan anak
berubah
Sebagai orang tua kita semua pasti
merasakan bagaimana sedih dan bingung nya saat si kecil tidak mau makan dan hal ini pasti ada sebabnya bukan? dari pengalaman saya pribadi,
gejala naik turun nya mood makan ini salah satunya dipengaruhi oleh tumbuh gigi
si kecil terutama saat fase tumbuh gigi geraham. Untuk gigi yang lain anak saya
masih oke – oke saja makan, namun saat giliran gigi geraham belakang tumbuh
disitulah mood makan anak saya sangat terpengaruh. Bisa dikatakan pernah hampir
dua bulan dia tidak mau makan nasi dan lauk pauk dan hanya mau makan biskuit, roti dan susu
saja serta cemilan kesukaan nya.
Di saat seperti ini, saya mencoba
berkonsultasi via online kepada dokter anak dan menyampaikan keluh kesah saya,
di luar dugaan jawaban dokter anak sangat membuat saya bisa benapas lega karena
ternyata apa yang dialami oleh si kecil ini normal dan wajar – wajar saja
karena menurut beliau fase naik turun mood makan pada anak itu hal yang lumrah,
apalagi karena faktor tumgi (tumbuh gigi), sangat wajar terjadi, sehingga yang
dokter sarankan pada saya saat itu adalah jangan memaksa anak makan bila dia
sedang tidak mood makan dan it’s oke untuk memberi nya makanan pengganti
seperti biskuti, susu atau makanan kesukaan si kecil lainnya karena menurut
keterangan dokter, saat penyebab susah makan nya hilang, maka anak akan kembali
normal mood makan nya dan benar saja, setelah dua bulan persis, akhirnya anak
saya sudah mau makan nasi dan lauk lagi seperti biasa.
Ternyata selalu ada sebab mengapa
si kecil tidak mau makan dan ini yang harus kita gali dan cari tahu penyebabnya
supaya kita tidak terlalu panik dan kalut sehingga kita bisa tetap berpikir
jernih dan tidak terlalu khawatir berlebihan. Namun, tidak hanya terbatas
karena tumbuh gigi, terkadang anak susah makan atau pola makan nya berubah karena memang sedang menyesuaikan pola tubuh nya. seperti contoh, ada masa di mana
anak saya akan doyan sekali makan, bahkan belum ditawari pun dia akan meminta
sendiri untuk dibuatkan makanan kesukaan nya dan memang benar, setelah
dibuatkan dia memakan habis makanannya. Fase seperti ini bisa berlangsung selam
beberapa hari sampai – sampai saya pun juga heran. Namun, setelah fase “doyan
makan” ini selesai , pola makan anak saya juga akan berubah, dari yang biasa
makan banyak menjadi sedikit bahkan tidak habis (padahal sebelum-sebelumnya
selalu habis), bahkan tidak jarang juga dia menolak untuk makan dan hanya ingin
ngemil biskuit saja, namun hal ini juga tidak berlangsung lama dan akhirnya dia
kembali lagi ke pola makan biasanya.
Jadi, bisa dikatakan memang pola
makan anak – anak akan selalu berubah – ubah Mom, tergantung ada faktor
penyebab atau mungkin memang dikarenakan ritme tubuhnya, ini yang harus kita
dalami lagi. Selama anak kita tetap aktif, ceria dan tidak sampai turun berat badan
berlebihan, saya rasa kita tidak perlu terlalu khawatir ya karena mungkin itu
siklus tubuh nya, kecuali perubahan ini berdampak berat pada si kecil, maka
bolehlah kita berkonsultasi kepada ahlinya.