Menjadi ibu rumah tangga, baik yang disambi bekerja maupun yang fulltime di rumah saja tidak lantas membuat kita kurang update dengan dunia keuangan dan finansial, justru karena peran kita sebagai ibu yang notabene sering mendapat mandat menjadi mentri keuangan rumah tangga, maka skill dan pengetahuan kita seputar dunia pengelolaaan keuanagn pribadi dan keluarag sudah selayaknya kita gali terus menerus.
Selain menabung di rekening
tabungan biasa, tentu kita juga sudah tahu tentang pentingnya berinvestasi,
bukan semata-mata untuk menumpuk pundi-pundi uang saja, melainkan lebih kepada
bagaimana kita bisa mewujudkan tujuan keuangan jangka panjang yang bisa kita
cicil mulai dari sekarang supaya tidak memberatkan saat jatuh tempo nya tiba.
Pilihan jenis investasi juga sangat beragam mulai dari yang resiko rendah,
sedang maupun tinggi. Ingat loh ya, resiko ini yang harus kita semua pahami
karena investasi tidak ada yang zero risk, semua mengandung resiko walaupun
kita sebut itu rendah, kita lah yang harus pandai-pandai memilah-milah mana yang
sekiranya cocok dengan kepribadian kita atau istilah keren nya money personality
kita.
Sebagai ibu rumah tangga, apalagi
wanita, yang memang secara pisikis lebih merasa tenang dan aman dengan yang
pasti-pasti, maka kita bisa memilih jenis instrument investasi yang mempunyai resiko
rendah hingga sedang karena pada dasarnya kita tidak ingin kehilangan modal
atau capital kita bukan? (kembali ke psikologi wanita yang menginginkan rasa aman
tadi). Sehingga, jenis instrument investasi berikut ini mungkin bisa kita
pertimbangkan terutama bagi para ibu rumah tangga yang baru mengenal dan memulai
untuk berinvestasi :
1. Logam mulia
Dari zaman kakek nenek kita, emas
sudah menjadi salah satu instrument investasi yang melegenda. Mungkin kita
pernah mendapati ibu atau nenek kita yang apabila mempunyai rezeki yang berlebih, biasanya dilarikan dalam bentuk emas
perhiasan karena selain bisa dipakai untuk acara-acara tertentu, emas juga bisa
dijual dengan cepat di toko emas saat kita membutuhkan cash. Itu adalah cara
orang-orang dulu dalam berinvestasi. Di zaman sekarang, emas masih mempunyai
value dalam masyarakat dan masih dipercaya sebagai aset pelindung nilai yang
tahan inflasi. Namun, mekanismenya berbeda, bila dahulu orang membeli emas
sebagian besar dalam bentuk perhiasan, sekarang ini emas banyak dijual dalam
bentuk batangan dengan kadar kemurnian hampir 99% yang memang ditujukan untuk disimpan
atau di investasikan. Mengapa emas batangan? selain kadar kemurnain yang lebih besar daripada emas perhiasan, emas batangan juga mempunyai legalitas atau
sertifikat keaslian yang diakui bahkan secara internasional sehingga kapan pun
emas batangan juga bisa dicairkan dan nilainya sudah pasti lebih tinggi dari
emas perhiasan. So, bila berminat investasi dalam bentuk logam mulia, pilih
yang emas batangan ya, bukan emas perhiasan.
2. Reksadana pasar uang
Resadana pasar uang (RDPU) adlaah
salah satu jenis instrumen inevstasi
reksadana yang bisa dibilang memilki resiko paling rendah diantara yang lain
nya. Berinvestasi di aset ini sama saja seperti menabung biasa di rekening
tabungan, yang membedakan adalah tingkat imbal hasil (return) yang bisa
dibilang lebih besar dari bunga rata-rata tabungan bahkan deposito per tahun
nya. Namun, bila sewaku-waktu kita ingin menarik cash tidak
bisa dilakukan realtime saat itu juga, paling tidak kita membutuhkan waktu 2-7
hari kerja untuk bisa cair ke rekening karena uang kita disimpan di bank kustodian (bank yang ditunjuk sebagai tempat menyimpan dana investasi nasabah)
sehingga proses ini tentunya memakan waktu (pengalaman saya pribadi mencairkan
RDPU dua hari sejak tanggal klaim sudah cair kok).Oh iya, untuk RDPU ini tidak dijamin oleh LPS ya, namun jangan kuatir karena dana kita dikelolal dengan aman
dan disimpan bukan oleh si penjual reksadana, melainkan si bank kustodian. So, pastikan bank tempat menyimpan dana kita ini sudah settle dan prudent. Kita bisa
berinvestasi di RDPU mulai dari yang paling minim adalah sebesar sepuluh ribu rupiah
saja, namun ini semua tergantung dari jenis dan penjual yang mengeluarkan produk ini ya, jadi silahkan di cek dan pilih – pilih sendiri di
platform penjual reksadana online ,perusahaan sekuritas ataupun perbankan
langganan kita.
3. Surat Berharga Negara Ritel (SBN
Ritel)
Berinvestasi di SBN Ritel ini
adalah kita meminjamkan uang kita kepada negara untuk membiayai proyek-proyek
yang akan dilakukan oleh negara. Nah kalau yang ini bisa dibilang lebih aman
dibandingkan dengan reksadana pasar uang, mengapa? karena berinvestasi di SBN
Ritel ini dijamin oleh udnang-undang, jadi potensi gagal bayar sangatlah minim
dan terbukti dari ke sekian periode peluncuran SBN belum ada kasus di mana
negara gagal membayar imbal hasil kepada investor yang notabene rakyat nya sendiri.
Imbal hasil dalam berinvestasi SBN ini dikembalikan dalam bentuk kupon dan di
transfer setiap bulan nya ke rekening pribadi kita. Besarnya imbal hasil bisa
beragam, namun hampir dipastikan jauh lebih besar dari bunga deposito per tahun nya.
Berinvestasi di SBN akan menjaga nilai kapital atau modal kita aman karena akan
dikembalikan utuh saat sudah jatuh tempo dan di sisi lain kita memperoleh
“passive income” dari pembayaran kupon setiap bulan nya, menarik bukan?. Kita
bisa berinvestasi di SBN Ritel mulai dengan nominal satu juta rupiah saja loh.
Sedangkan untuk jangka waktu investasinya mulai dari 2 hingga 3 tahun, jadi, dana kita
akan di hold sampai jatuh tempo pengembalian nya. Pastikan uang yang kita
investasikan tidak akan digunakan dalam jangka waktu tersebut meskipun ada juga
fasilitas early redemption di pasar sekunder.
Itulah tiga jenis instrument
investasi yang cenderung aman dan sangat cocok untuk kita-kita para ibu rumah
tangga yang menginginkan nilai uang kita bertambah namun dengan resiko yang
minim. Bisa dimaklumi kok bahwa memang tidak semua orang bisa menerima penurunan
nilai investasi yang tajam seperti misalnya berinvestasi di saham atau
reksadana saham, jadi bila Mom adalah tipikal yang ingin minim resiko dalam ber investasi bisa banget mencoba 3 jenis investasi di
atas.
Sebenarnya investasi saham juga relatif "aman" dan return yang jauh lebih besar. Dengan catatan beli sahamnya dengan ilmu dan analisa. Bukan dengan coba2
BalasHapus