Hidup sedehana rasanya semakin sulit saja untuk dimaknai di tengah hiruk pikuk orang – orang yang berlomba – lomba mempertontonkan kemewahan dan juga potret betapa bahagianya hidup mereka dengan semua itu, tidak salah memang karena toh mereka juga tidak melanggar hukum, namun secara moral dan sosial hal ini banyak menimbulkan dampak dalam kehidupan bermasyarakat, salah satunya berlomba – lomba menjadi kaya untuk mendapatkan pengakuan dan dihargai eksistensinya di tengah masyarakat.
Fenomen sosial seperti ini yang
sering kita temui di kehidupan sehari – hari benar- benar memberikan dampak
yang luar biasa dalam hidup kita, terutama dalam mindset dan bagaimana kita
memandang kesuksesan, standar sukses yang bagaimana dan untuk siapa kita semua
melakukan itu, apa benar untuk keluarga dan orang – orang yang kita cintai atau
hanya sekedar tidak ingin ketinggalan dan malu bila tidak bisa seperti teman –
teman yang lain nya yang sering kita lihat postingan nya di sosial media.
Standar kesuksesan sudah berubah
Masih ingat sekali saat kecil
orang tua selalu berkata bahwa pendidikan akan membawa kita kepada gerbang
kesuksesan dan nyatanya pada saat itu memang demikian. Saat kita mempunyai
prestasi, disitulah kita akan mendapatkan tempat, dibayar seusai dengan
keahlian dan manfaat yang kita berikan kepada banyak orang yang berada di
lingkup kerja atau hidup kita. Namun, sejak era keterbukaan informasi, disrupsi
teknologi mulai mengambil alih dna mengaburkan nilai – nilai atau standar
kesuksesan yang dibangun ole masyarakat. Dunia berubah, masyarakat berubah dan
demikian juga dengan standar kesuksesan yang diakui.
Sekarang ini tidak diperlukan
pendidikan tinggi atau value diri yang baik untuk bisa dikatakan sukses,
standar kesuksesan sekarang ini hanya ada dua, kaya dan terkenal. Bila kita
bisa mempunyai dua hal ini , di luar dari nilai atau value yang kita usung,
apakah bermanfaat atau tidak maka fixed kita akan dilabeli dengan predikat SUKSES.
Gaya hidup sederhana makin
ditinggalkan
Akibatnya, kita berlomba – lomba bagaimana
menjadi kaya dan terkenal karena memang media yang mengusung untuk itu semua
ada dan memang menjanjikan. Namun, dampaknya adalah makin sedikit dari kita
yang menghargai kesederhanaan dan kebersahajaan. Kita dilatih setiap hari untuk
menilai orang dari dua standar sukses tadi, meksipun memang tidak semua orang
begitu dan masih ada yang bisa berpikir waras, namun tentu jumlahnya tidak sebanyak
yang mengikuti arus.
Orang berlomba – lomba mencapai
level gaya hidup tertentu sesuai standar yang dilihat di media – media untuk
mendapatkan validasi dan pengakuan bahwa kita sudah sukses, padahal yang sering
kita lupa adalah bahwa saat kita menaikkan level gaya hidup dan merasa senang
dengan pencapaian itu, akan sangat sulit untuk kita bisa menurunkan nya lagi ke
level semula saat keadaan memaksa.
Mengapa gaya hidup sederhana
tidak penah gagal
Kita semua tahu tidak ada kondisi
dalam hidup ini yang permanen, kecuali kita memang mempunyai priviledge untuk
bisa tetap kaya tujuh turunan. Sebagai orang biasa dengan hidup yang biasa saja
layaknya kebanyakan orang, memang sangat menggoda sekali untuk bisa level up
gaya hidup saat kita mampu dan mempunyai keleluasaan untuk melakukan nya, namun
yang perlu kita waspadai adalah, apakah kita sanggup untuk kembali ke gaya
hidup kita yang dulu saat kita sudah nyaman dengan gaya hidup yang sekarang
atau yang sedang kita kejar, bila terjadi kondisi di luar prediksi ?
kita tidak pernah tahu kapan kita bisa kehilangan semua yang kita bangun dan
itu sangat mungkin terjadi.
Dengan tetap memiliki gaya hidup
sederhana di tengah gelimangan harta dan kekayaan, sebenarnya juga terapi
tersendiri untuk diri kita agar secara mental kita tidak terlalu terikat dengan
apa yang kita miliki, sehingga saat kita mengalami perubahan atau peristiwa
hidup yang memaksa kita mengubah gaya hidup, itu sduah bukan masalah lagi
karena mau sedikit atau banyak kekayaan kita, kita tetap menjadi diri kita
sendiri, kita tetap hidup biasa – biasa saja, ya mungkin sesekali boleh kita
menikmati apa yang kita punya dan melakuakan self reward, namun kita tidak
menjadikan itu sebagai keharusan.
Hidup sederhana akan membebaskan
kita dari belenggu keharusan untuk memiliki ini itu atau melakukan ini itu yang
tujuan nya bukan dari internal diri kita sendiri, tapi hanya untuk mendapatkan
validasi dari luar diri kita. Selain dampak bagi diri sendiri, hidup sederhana
juga akan membuat orang lain tenang dan damai karena kita tidak men trigger
mereka untuk fomo dengan apa yang kita punya yang akhirnya hanya berujung untuk
saling unjuk gigi standar kesuksesan masing – masing.
Yang harus ditanamkan ke diri adalah kita tidak bisa mengatur apa yang ada di luar diri kita, yang bisa kita atur adalah yang ada di dalam diri kita :D
BalasHapusbetul sekali :)
Hapus