Halo Pembaca blog simpelmommy...
Melanjutkan postingan saya sebelumnya yang bercerita bagaimana naik turun nya perasaan saya saat tahu bahwa kami pada akhirnya harus merantau ke Kalimantan (bagi yang belum membaca, silahkan klik disini ya ) dalam rangka ikut suami berkarir disana. Yap, di sini saya akan bercerita kisah perjalanan saya menyusul suami ke pulau sebrang bersama anak kami yang masih berusia 1 tahun.
Sebenarnya, pak suami sudah duluan ke Kalimantan sejak bulan Mei selepas lebaran, memang sengaja kami berdua tidak langsung diajak serta
karena di tempat baru belum ada tempat tinggal, jadi pak suami berencana
mencarikan tempat tinggal dulu sembari survey – survey lokasi yang pas, yang
sekiranya aman untuk meninggalkan kami saat dia bekerja di luar, jadi sementara
saya dan si kecil tinggal di rumah nenek, yaitu rumah orang tua saya. Setelah 2
bulan berlalu dan melihat berita di televisi dan media sosail bahwa pemerintah
lagi gencar dan ketat – ketat nya meakukan PPKM dimulai dari awal Juli 2021,
maka dari itu saya dan suami memutuskan agar kami segera menyusul ke
Kalimantan, karena takut semakin ditunda
akan semakin ketat peraturan untuk bepergian. Akhirnya awal agustus saya
membulatkan tekad untuk segera berangkat. Saya mengutarakan niat saya kepada orang
tua, walaupun orang tua agak berat, karena cucu pertamanya lagi lucu – lucu
nya :), namun bagaimana lagi, kasihan juga si kecil bila terlalu lama jauh dari
ayah nya. Akhirnya setelah berdiskusi dnegan orang tua dan mempertimbangkan
waktu tempuh berkendara,kami memutuskan untuk berangkat lewat Semarang,
walaupun di Surabaya juga ada bandara tapi kami memilih lewat semarang untuk
menghemat jam tempuh di pesawat, maklum pengalaman pertama naik pesawat berdua
dengan balita lumayan tricky J
Sehari sebelum berangkat ke semarang, persiapan sudah matang dilakukan, sebelum berangkat ke Semarang saya menelepon kantor maskapai cabang Semarang untuk mengecek persyaratan sebelum terbang, setelah semua clear barulah kami berangkat. Dari Surabaya,saya diantar orang tua ke semarang via jalur darat dengan kendaraan pribadi, berangkat pagi hari sekitar jam 7 an, Alhamdulillah walau sedang dalam masa PPKM tapi lalu lintas sangat lancar dan kami bisa masuk Semarang dengan aman. Oh iya, untuk rute ke Ketapang, Kalimantan barat, sebenarnya bisa dari Surabaya, namun harus 2x transit yang lumayan lama di Jakarta dan Pontianak, selain itu dari Surabaya semua jadwal pesawat jam 6 pagi,j kalau dari bandara Semarang, jadwal pesawat jam 11 siang, jadi agak lumayan longgar lah untuk prepare sebelum terbang, begitu mindset saya waktu itu.
Oke lanjut, setiba nya di semarang pada siang hari, kami
menginap dipenginapan dekat lokasi bandara, agar keesokan harinya kami tidak
terburu – buru dan banyak waktu untuk persiapan. Sebelum jadwal keberangkatan
kami menghabiskan waktu untuk berjalan – jalan menikmati kota Semarang, kami
juga sempat cek ke bandara untuk melihat situasi kondisi sebelum terbang
besok. Sore nya saya melakukan tes PCR, karena saat itu saya masih divaksin
dosis pertama, jadi tetap harus PCR test.
Keesokan harinya,jam 8 pagi kami check out dari penginapan dan menuju bandara, semua berjalan sesuai harapan hingga saat check ini tiba….
Ya, saat pemeriksaan dokumen saya pribadi semua lolos
kecuali anak saya, anak saya yang notabene masih 1 tahun diwajibkan tes PCR
juga, dan hal ini tidak sesuai dengan informasi yang saya terima saat saya cek
ke maskapai sebelum berangkat, dilapangan puk kenyataan nya informasi juga
tidak sinkron antara maskapai dan pihak bandara. Setelah lobi sana sini dan
ngeyel ke petugas bandara, tetap, anak kecil harus PCR, sedangkan jadwal
pesawat 1 jam lagi akan berangkat , tidak mungkin terkejar untuk hasil PCR anak
saya walauun saya lakukan PCR saat itu juga. Hasil PCR saya juga berlaku hanya
1x24 jam,akhrnya untuk mengejar agar PCR nya tidak sia-sia, kami memutuskan belok
ke pelabuhan untuk menanyakan jadwal kapal yang berangkat pada hari itu,
utungnya jarak antara bandara dan pelabuhan tidak jauh, jadi setelah gagal
terbang di bandara, kami langsung menuju pelabuhan.
Setiba nya di pelabuhan, saya langsung menuju loket
keberangkatan, dan kebetulan sedang persiapan kapal untuk bernagkat, setekah
saya tanya-tanya ke petugas pelabuhan, ternyata tidak ada kapal penumpang yang
bersandar ke Kalimantan barat, dikarenakan peraturan gubernur terkait masa PPKM,
jadi hanya boleh bersandar kapal barang saja, jika tetap mau melakukan perjalanan
hanya pelabuhan Kalimantan tengah yang membuka kapal penumpang, bapak petugas
pelabuhan juga menyarankan agar saya berangkat saja ke Kalteng hari itu juga,
karena tidak ada jaminan ke depan nya masih ada kapal penumpang yang boleh
berlayar, akhirnya saya berdiskusi dengan orang tua saya duan suami, dan kami
putuskan untuk berangkat naik kapal ke Kalteng, berdua saja saya dan si kecil.
Setelah berpamitan dengan orang tua, dan terlihat ibu saya berat sekali
berpisah dengan cucu nya, akirnya kami naik kapal juga.
Kapal bernagkat tepat jam 12 siang dari pelabuhan Tanjung Mas Semarang, berdasarkan informasi bapak petugas di pelabuhan tadi, kapal akan tiba di pelabuhan Kumai, Kalimantan tengah keesokan hari nya sekitar jam 8 pagi, hal itu berarti kami harus menginap semalam di kapal. Untuk hara tiket kapalnya sendiri, karena yang dijual hanya tiket ekonomi saja, akirnya saya membeli tiket ekonomi seharga 300rb. Di dalam kapal perasaan saya bercampur aduk, senang karena akan segera bertemu suami dan keluarga kecil saya akan segera berkumpul, di sisi lain ada perasaan takut, khawatir semua campur aduk jadi satu, dan yang paling membuat saya khawatir adalah apakah anak saya akan rewel di perjalanan laut pertama nya ini, mengingat waktu tempuh yang tidak sebentar.
Alhamdulillah semua kekhawatiran saya tidak terjadi, anak
saya sangat senang dan tidak henti-henti nya berlarian kesana kemari, selain itu di
kapal juga banyak anak-anak, setelah saya tanya-tanya memang mereka sengaja naik kapal
karena saat itu anak-anak di bawah 12 tahun tidak harus tes PCR untk naik kapal, well
that’s make sense.
Keesokan pagi, sudah mulai terlihat daratan, dan tepat jam 8
kapal bersandar dan itu pertama kalinya saya menginnjakkan kaki di tanah
Kalimantan. Setelah sampai di pelabuhan, perjalan masih berlanjut via darat
trans Kalimantan, dari Kumai, Kalimantan Tengah menuju Ketapang, Kalimantan
Barat, perjalana memakan waktu hampir seharian, kami naik travel, angkutan yang
biasa dipakai di Kalimantan, karena di sana tidak ada angkutan umum plat
kuning, jadi untuk bepergian jalur darat biasanya menggunakan jasa travel.
Selama di perjalanan saya dan si kecil lebih sering tidur, hehe karena kami
merasa capek sekali perjalana dengan kapal, ditambah langsung marathon dengan
travel, akhirnya kami sampai di rumah tepat pukul setengah 9 malam,
Alhamdulillah kami bertemu kasur juga dan bisa ber istirahat dengan nyaman,
maklum di kapal untuk kelas ekonomi tidak disesiakan kasur , jadi hanya alas
papan lantai saja J.