Pendidikan adalah hak bagi setiap anak yang lahir ke dunia ini. Setiap orang tua pasti menginginkan dan akan mengupayakan yang terbaik agar anak – anak nya mendapatkan pendidikan dengan kualitas yang bagus, bahkan terbaik kalau bisa. Hal itu sangat lumrah karena kita sebagai orang tua ingin melihat anak-anak kita tumbuh, berkembang dan sukses di masa depan nya nanti, bahkan tidak sedikit orang tua yang ingin anak-anaknya bisa melampauai pencapaian yang sudah dicapai oleh orang tuanya saat ini. Itulah naluri manusia dan orang tua pada khusunya, agar anak-anak yang notabene penerus dari legacy nya bisa menjadi generasi yang lebih baik dari para pendahulunya.
Berbicara tentang pendidikan,
sebenarnya kita tidak bisa men generalisasi pendidikan hanya sebatas pendidikan
formal saja yang berkaitan dengan sekolah dan institusi maupun lembaga resmi
pendidikan lainnya, pendidikan juga termasuk ke dalam ranah informal seperti
pendidikan yang dilakukan di rumah, lingkungan maupun di tempat-tempat dan
kondisi di luar lembaga formal yang bernama sekolah.
Namun, untuk kali ini kita akan
lebih banyak membahas pendidikan formal karena ini yang paling terlihat dan
bisa diukur dalam kehidupan pribadi dan bermasayarakat kita, mengapa ?
karena pasti kita akan lebih mementingkan anak-anak kita bersekolah di mana, di
sekolah yang bagaimana, dan lain – lainnya daripada berpikir anak-anak kita akan
belajar skill apa di luar sekolah atau ikut les dan kursus apa untuk meningkatkan soft skill
nya (mungkin pembahasan untuk ini bisa kita bicarakan di lain waktu ya).
Sekolah formal seperti yang
semua kita ketahui memang menjadi kewajiban pendidikan yang harus di enyam
anak-anak kita mulai dari SD hingga SMA. Bahkan sebelum SD, banyak orang tua
yang sudah menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang pendidikan PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini) mulai dari kelas bermain atau playgroup sampai
dengan TK (Taman Kanak-kanak) dengan batasan usia masuk yang beragam yang rata-rata dimulai dari
dua tahun.
Kita semua juga tahu bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia sangatlah beragam, kita bisa mencari sekolah mulai dari
yang gratis, murah, sedang bahkan yang paling mahal sekalipun semua ada. Selain
itu, biaya sekolah semakin tahun juga bukan semakin turun malah semakin naik
sehingga para orang tua benar-benar dibuat pusing dan harus sesegera mungkin
menyiapkan dana pendidikan bahkan saat si anak masih bayi untuk bisa mengejar
kenaikan biaya tersebut
Dalam hal ini terlihat jelas bahwa yang menjadi pertimbangan para orang tua dalam memilih sekolah anak selain dalam urusan kualitas pendidikan, lokasi dan lingkungan sekolah serta fasilitas sekolah, tentu yang paling utama mempengaruhi keputusan menyekolahkan anak di mana adalah masalah biaya karena biaya pendidikan anak adalah hal yang tidak bisa ditunda saat waktunya tiba karena kita bisa saja menunda membeli rumah, kendaraan, liburan namun kita tidak bisa dan tidak mungkin menunda anak kita masuk sekolah bukan? lalu, bagaiamana cara kita sebagai orang tua menentukan pilihan sekolah yang pas dan terbaik untuk anak-anak? yuk kita pertimbangkan dulu beberapa poin berikut ini :
1. Lokasi
Mengapa lokasi masuk ke dalam
salah satu poin yang diajdikan pertimbangan? Karena saat anak-anak
memasuki usia sekolah dan bersekolah untuk pertama kalinya, tentu mereka tidak
bisa pergi ke sekolah sendirian dan butuh untuk diantar atau didampingi
sehingga pemilihan lokais yang tidak terlalu jauh dari rumah akan sangat
efisien dalam hal waktu dan jarak tempuh agar anak juga tidak kaget dan tetap
merasa aman karena sekolah mereka masih berada di radius yang tidak jauh dari
rumahnya. Selain itu, lokasi sekolah yang dekat dengan rumah juga meringankan
para orang tua atau pengasuh untuk tidak perlu menempuh jarak yang teramat jauh
sehingga dari sisi tenaga juga tidak akan terkuras habis hanya untuk antar
jemput sekolah.
2. Kurikulum sekolah atau school model
Kita tahu bahwa di Indonesia sekolah
dibagi dalam dua kategori besar, yakni negri dan swasta. Sekolah negri adalah
sekolah yang berada di bawah kendali pemerintah daerah setempat dengan
kurikulum yang mengikuti kurikulum arahan kemendikbud sedangkan sekolah swasta
biasanya mereka lebih independent dalam menentukan school model dan tidak
terlalu terikat dengan ketentuan negara karena sekolah swasta menjalankan
operasional sekolah mereka secara mandiri. Memilih sekolah negri atau swasta
adalah sepenuhnya pilihan orang tua dan semua tergantung dari tujuan atau
concern orang tua untuk anaknya, bila ingin anak-anak bersekolah di tempat yang
kental dan sarat dengan pendidikan agama, maka sekolah swasta berbasis agama
bisa menjadi pilihan. Bila orang tua ingin anaknya terpapar kurikulum dan
budaya yang lebih mendunia bisa memilih jenis sekolah internasional atau bila
orang tua merasa sekolah negri sudah cukup ya it’s oke. Tidak ada benar salah
dalam memilih sekolah karena orang tua pasti punya alasan nya sendiri-sendiri.
3. Biaya sekolah
Nah ini yang biasanya menjadi poin
pemberat dalam final decision anak untuk sekolah di mana. Ya, tidak
bisa dipungkiri bahwa biaya kerap menjadi hal yang utama selain poin – poin
sebelumnya karena kita semua tahu berapa biaya yang harus dikeluarkan bila kita
ingin anak-anak kita bersekolah di sekolah yang bagus karena semakin bagus
pilihan sekolahnya biaya yang mengikuti juga semakin mahal. Jangankan untuk
jenjang SD, untuk jenjang PAUD saja ada yang mahalnya mengalahkan biaya SD
sehingga di sini para orang tua harus bijak dan juga realistis dalam
mempertimbangkan biaya sekolah, jangan hanya karena ego dan gengsi kita
memaksakan kemampuan sehingga kita yang akan termakan oleh gengsi itu sendiri. Coba
kita pikir sejenak, saat kita sudah start dengan sekolah yang menurut kita sekolah impian
dan terbaik dengan biaya yang sangat mahal namun kita tetap memaksakan, maka
hal ini akan menjadi efek domino ke depan nya. Contohnya kita menyekolahkan
anak ke sekolah elit atau international school di jenjang TK nya, masa iya saat
masuk SD kita akan downgrade ke sekolah umum biasa? pastinya kita akan mencari
sekolah minimal dengan kualitas dan kriteria yang sama bahkan lebih untuk
jenjang berikutnya, sehingga bijak dalam memilih starting point sangatlah
penting supaya tidak terperangkap dalam lingkaran ini.
4. Social life di lingkungan sekolah
Menyekolahkan anak tidak serta merta membuat anak hanya akan bersekolah dan belajar saja lalu pulang ke rumah. Di skeolah, mereka juga akan belajar untuk bersosialisasi,
melihat bagaimana kawan-kawan dan gaya hidup mereka, circle mereka dan hal-hal lain di luar belajar formal. Hal ini juga harus menjadi perhatian orang tua. Mungkin
kita bisa-bisa saja “ngoyo” memasukkan anak ke sekolah mahal meskipun kita
harus berhemat-hemat dengan alasan demi sekolah anak, namun di luar itu apakah
kita sudah memperhitungkan bagaiman dengan gaya hidup dan pergaulan anak kita
nantinya yang itu semua tentu butuh cost. Bila dirasa
untuk membiayai lifestyle dalam circle atau kultur sekolah yang kita pilih
tidak sesuai dengan budget atau prinsip kita dalam pergaulan, lebih baik kita
pikir-pikir lagi apakah akan tetap bertahan pada pilihan tersbeut atau mencari
alternatif sekolah lain yang lebih moderate.
Itulah poin-poin utama yang bisa
kita jadikan acuan referensi saat ingin mencari sekolah yang pas untuk anak
kita. Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anak nya dan pendidikan adalah hak asasi anak yang wajib dipenuhi oleh orang tua. Namun, tidak
ada aturan orang tua harus menyekolahkan anak di sekolah tertentu karena sekolah
tidak hanya masalah pendidikan formal dan belajar saja, melainkan banyak faktor
lain yang mengikuti sehingga tidak menjadi masalah apapun pilihan sekolahnya
dengan catatan kita tetap realistis dan mampu mengukur kemampuan diri serta
tidak memaksakan hanya karena gengsi karena definisi sekolah terbaik tentunya juga berbeda bagi setiap orang tua.
Saya setuju dengan semua poinnya. Termasuk mempertimbangkan lokasi. Bahkan sampai anak-anak SMA, pun lokasi masih jadi salah satu pertimbangan utama. Harus dekat dengan rumah. Setelah kuliah, boleh deh jauhan
BalasHapushehe, betul, supaya mudah memantau juga ya
HapusSekarang ini sekolah udah banyak mulai yang negri, apalagi yang swasta dengan berbagai model pembelajaran, lokasi dan biaya jadi pertimbangan, juga kurikulumnya sesuaiga dengan biaya. Tapi yang penting anak nyaman menjalaninya, jangan sampai terpaksa
BalasHapussetuju mba
Hapus